Forum Pinisi Sultan Kupas Potensi Investasi di Sulsel

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Pinisi Sultan) menggelar annual meeting atau pertemuan tahunan di Phinisi Ballroom 1 Claro, Rabu (13/4/2022). 

Forum ini dihadiri 16 kabupaten/kota di Sulsel dan berlangsung selama dua hari, 13-14  April 2022 dengan mengusung tema "Thriving in challenging times: recover together, recover stronger".

Serta membahas berbagai agenda diantaranya diskusi dan tanya jawab yakni update RPJMD 2023 dan Arah Kebijakan Pembangunan Sulawesi Selatan 2022-2023.

Pembahasan Isu Strategis dan Perumusan Program Kerja 2022 Bidang Investasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dan Rapat Pleno Penetapan Program Kerja Forum Pinisi Sultan 2022.

Adapun diskusi dalam forum ini terbagi dalam dua sesi diantaranya.

Diskusi Sesi I "Peluang dan Tantangan Investasi di Sulawesi Selatan Berdasarkan Prinsip Environtment, Social and Governance" - Pemaparan oleh Kementerian Investasi dan Pemaparan oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Diskusi Sesi II "Potensi Peningkatan Ekspor Sulawesi Selatan melalui Pemanfaatan Kerjasama Bilateral" - Pemaparan oleh Kementerian Perdagangan dan Pemaparan oleh Konsul Jenderal Australia di Makassar yang dipandu oleh Pemimpin Umum Tribun Timur, Andi Suruji.

Ketua Panitia Sukarniaty Kondolele dalam sambutannya mengatakan Forum Pinisi Sultan ini sangat strategis karena membahas bagaimana cara mewujudkan investasi di Sulsel setiap tahun bisa meningkat dan lebih baik lagi. Apalagi melibatkan berbagai sektor khususnya empat sektor yakni Pariwisata, investasi, perdagangan dan perindustrian.

"Kedepannya kita berharap investasi untuk 4 sektor ini bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah kita sehingga pergerakan ekonomi khususnya di era masa pandemi seperti saat ini bisa lebih baik dan bisa lebih mensejahterakan atau membantu pergerakan ekonomi bagi masyarakat yang ada wilayah kita," ucap Sukarniaty Kondolele.

Olehnya itu, ia sangat berharap kepada semua pihak khususnya Pemerintah Provinsi Sulsel, Perwakilan Bank Indonesia (BI) dapat memberikan masukan atau rumusan terkait program-progam atau mengajukan beberapa data yang menjadi supporting pada beberapa project yang sudah ditetapkan untuk ditawarkan kepada investasi.

"Jadi ini adalah seminar laporan bagi Bank Indonesia dan teman-teman telah sepakat bahwa sudah ditetapkan project beberapa kabupaten/kota yang memang layak dipromosikan," ujarnya.

Namun, kata Sukarniaty, masih perlu disempurnakan dengan data-data yang ada dari masing-masing kabupaten/kota. 

"Makanya kesempatan hari ini adalah kesempatan yang baik untuk kita semua untuk menyempurnakan hal itu karena saya lihat luar biasa Bank Indonesia karena mengakomodir apa yang kita rumuskan dalam kegiatan annual meeting ini. Kegiatan ini pula disupport oleh Bank Indonesia secara penuh sehingga pelaksanaan berlangsung dengan baik," bebernya.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Fadjar Majardi dalam sambutannya memaparkan beberapa realisasi investasi Sulsel secara keseluruhan tahun 2021 menunjukkan kinerja yang baik.

Fadjar Majardi mengungkapkan perekonomian Sulsel tumbuh 7,89% pada triwulan IV 2021, meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya 325%.

"Ekonoml Sulsel untuk keseluruhan tahun telah keluar dari kontraksi dan tumbuh 4,65%. Pemulihan ekonomi terjadi sejalan dengan perbaikan mobilitas seiring dengan baiknya realisasi vaksinasi serta peningkatan kesadaran masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan sehingga berdampak poda perbaikan konsumsi," ujarnya.

Fadjar Majardi juga mengatakan perkembangan Kinerja Konsumsi Rumah 2021 tumbuh 2,56%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang masih terkontraksi akibat pandemi. lndeks mobilitas penduduk terkait konsumsi juga terus menunjukkan tren perbaikan.

"Dari sisi lapangan usaha, pertanian dan perdagangan memiliki andil terbesar terhadap parbaikan ekonomi tahun 2021, lapangan usaha pertanian tumbuh 6,40% dan lapangan usaha perdagangan tumbuh 6,50% tahun 2021, meningkat signifikan dibandingkan sebelumnya yang terkontraksi masing-masing 3,07 dan 0,71%," terangnya.

Begitupun perkembangan Kinerja Ekspor Impor. Neraca perdagangan konsisten surplus, sejumlah komoditas ekspor berpotensi untuk dikembangkan.

"Hingga Triwulan I 2022, Sulawesi Selatan masih mencatatkan surplus perdagangan sebesar 340 juta USD, Ditopang oleh ekspor komoditas nikel, besi baja, ikan dan udang. Ekspor terutama dilskukan ke Jepang, China, dan USA," ungkapnya.

Sektor Pariwisata, kata Fadjar Majardi memiliki pengaruh besar dalam perekonomian Sulsel. Pangsanya sektor terkait pariwisata masih relatif rendah, namun demikian kontraksi yang terjadi pada sektor ini menjadi faktor utama penurunan kinerja ekonomi Sulsel tahun sebelumnya.

"Berdasarkan survei Toraja, Makassar, dan Bulukumba menjadi preferensi utama wisatawan yang berkunjung ke Sulsel," pungkasnya.

Adapun yang hadir dalam kegiatan ini yakni Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan, Ichsan Mustari, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Fadjar Majardi dan diikuti oleh para pimpinan dan pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Sulsel.

Laporan : Darsil Yahya