Penyaluran Kredit Capai Rp7,8 Triliun di Tahun 2024, Tumbuh 10,39 Persen

Ilustrasi - (int)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Perbankan tercatat tumbuh subur dan mencapai target hingga 10,39 persen secara year on year (yoy) dengan resiko kredit yang masih terjaga.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuagan (OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, penyaluran dan pembiayaan untuk kredit dan perbankan mencapai angka Rp7,827 triliun skala nasional.

Angka tersebut bahkan tumbuh double digit jika dibandingkan dengan catatan tahun sebelumnya secara yoy. 

“Dari aspek intermediasi, perbankan telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 7,827 triliun, ” Beber Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, yang disiarkan langsung melalui YouTube Channel OJK, pada Selasa (11/02). 

Adapun untuk sisi pertumbuhan ekonomi, sepanjang 2024 berhasil tumbuh hingga 5.03% dengan indikator kinerja sektor dasar keuangan yang positif dan didukung oleh fondasi permodalan yang solid, likuiditas yang mencukupi, dan profil risiko yang dikelola dengan baik.

" Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 tercatat 5,03% dengan indikator kinerja sektor dasar keuangan yang positif dan didukung oleh fondasi permodalan yang solid," ungkap Mahendra. 

Meski pertumbuhan ekonomi berhasil mencapai angka 5 persen, namun kata Mahendra tahun 2024 menjadi salah satu momen yang tak mudah untuk dilalui, karena banyaknya tantangan, seperti tingginya tensi geopolitik, divergensi pemulihan ekonomi, dan fragmentasi perdagangan global, serta pelaksanaan pemilihan umum di berbagai negara besar, termasuk Indonesia.

Selain itu, dirinya juga membeberkan untuk piutang pembiayaan perusahaan tumbuh 6,92 persen yoy atau menjadi Rp 503,43 triliun. Di sisi lain, intermediasi non-confessional, seperti outstanding pembiayaan pinjaman dalam jaringan atau pinjaman dari fintech P2P lending, tumbuh 29,14 persen yoy atau mencapai Rp 77,02 triliun.

Selain memaparkan penyaluran kredit perbankan 2025, ia juga menjelaskan pembiayaan buy now pay later (BNPL) yang dilakukan oleh perbankan dan perusahaan pembiayaan, yang masing-masing tercatat Rp 22,12 triliun dan Rp 6,82 triliun atau tumbuh masing-masing 43,76 persen dan 37,6 persen, serta industri pegadaian tercatat sebesar Rp 88,06 triliun atau tumbuh 66,09 persen.

Laporan: Riski