KOLOM ANDI SURUJI : FESyar BI, Bangkit dan Jangan Terkubur Pandemi Covid-19

Bank Indonesia - (int)

COVID-19 merebak menjadi pandemi. Virus mengancam keselamatan jiwa manusia. Banyak di antara kita yang terpaksa menutup aktivitas usaha atau bisnis.

Para entertainer menutup layar panggung, mematikan lampu-lampu sorot. Dentuman suara musik tak terdengar lagi. Peralatan sound system dan alat band pun digudangkan. 

Kalian shock, kaget, lalu mati gaya, mati angin. Memang ada yang bisa bertahan, namun tidak sedikit yang kesulitan. Ada yang konsisten, namun tak berbilang yang sekali muncul lalu mati. Hilang di tengah deru dan hiruk pikuk pembatasan sosial.

Wahai para seniman, kreator, event organizer. Jangan mati angin, jangan mati gaya. Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara menyiasati situasi dan kondisi sulit ini.

Media sosial harus menjadi pilihan berkreasi dan berekspresi. Panggung pertunjukan besar terbentang seluas dunia digital. 

Hidupkan kembali tenaga kreativitasmu. Nyalakan lampu-lampu sorotmu. Bangun kembali panggung-panggung pertunjukanmu. 

Para fashion desainer telah merindu menampilkan karya-karya kreativitasnya. Peragawan-peragawati sudah gatal kakinya untuk melenggak-lenggok seperti kucing berjalan di atas pentas memeragakan karya fashion bercita rasa seni. Dihujani kilatan lampu blitz para fotografer dan sorot tajam kamera-kamera video yang mencari detail kreativitas para desainer.

Kalian para nasyid, lantungkan kembali syair-syair syahdu. Puja-puji bagi Tuhan dan Rasul, para orang-orang mulia. Kami rindu syair-syair penyemangat berbuat kebajikan, kisah teladan para aulia, di tengah pandemi Covid-19, yang membuat hidup seolah buntu dan gelap di sana-sini bagi banyak orang.

Tampillah kembali para pelawak modern dalam bungkus Stand Up Comedy. Masyarakat butuh hiburan, plesetan kata-katamu, plintiran logikamu. Karena memang sedang terjadi bolak-balik logika di tengah masyarakat.

Kira-kira begitulah subtansi pesan yang hendak disampaikan Bank Indonesia Sulawesi Selatan kepada masyarakat di daerah ini dengan menggelar Pekan Ekonomi Syariah (FESyar), 13 sampai 15 Agustus 2020. 

Bukan hiburan festival yang harus mengumpulkan ribuan orang berjubel di lokasi pertunjukan. Tidak juga seperti gelaran pekan-pekan lainnya, yang cuma memindahkan pasar tumpah, pasar senggol, pasar malam rakyat ke lokasi yang lebih elit dan ruangan berpendingin udara.

Semua aktivitas FESyar BI Sulsel berbasis elektronik, digital, online. Dengan begitu, tidak akan terjadi tumpukan dan kerumunan orang. Protokol Kesehatan dilaksanakan secara ketat, tanpa harus diawasi Satpol PP yang galak-galak. 

Itulah tuntutan perilaku baru di era baru di tengah pandemi Covid-19 yang belum tampak ujung berakhirnya. Kesadaran masyarakat untuk berperilaku baru juga harus diajarkan, didorong, dan dimotivasi. Termasuk dalam kegiatan dan pengelolaan bisnis yang berbasis syariah, sudah harus segera bertransformasi ke quadran era digital.

Jangan berharap segera kembali ke era normal. Membuat deal dan transaksi bisnis dengan pertemuan langsung. Sebab, jangan-jangan kita tidak pernah kembali ke era normal, malah tak akan pernah normal (never normal). Janganlah menunggu datangnya era normal. Lebih baik segera berdaptasi dengan situasi dan kondisi apa pun yang ada di hadapan kita.

Mungkin ada yang bertanya, apa yang bisa dicapai dengan FESyar 2020 ini? Mereka mungkin sangsi tak akan mendapatkan apa pun, karena mereka belum move on. Masih bermimpi dan memimpikan suasana lama. 

Tetapi jika dipikir secara mendalam, dengan menggelar FESyar 2020, BI ingin mengirim sinyal kuat, berpesan bahwa BI tetap hadir bersama pelaku ekonomi syariah. Jangan mau mati gaya dan kehilangan akal sehat di tengah pandemi Covid-19 yang serba terbatas dan membatasi.

Manfaatkan semua medium yang tersedia, untuk tetap bergerak. Kalian akan mati tanpa bergerak, bukan tidak bergerak karena sudah mati ditelan pandemi. Jadi untuk tetap hidup teruslah bergerak.

Memompakan semangat juang, semangat hidup, memotivasi untuk membangkitkan kembali kreativitas pelaku ekonomi syariah, adalah upaya kecil BI di tengah kerja besarnya mengawal stabilitas dan keberlanjutan sistem moneter, jantung perekonomian nasional. Menjaga bangsa jangan jatuh miskin. Ini yang harus dipahami.