Tiga Inovasi Pemerintah Untuk Pencegahan Stunting Berbasis Teknologi

Mneteri perkenalkan tiga inovasi pemerintah untuk pencegahan stunting berbasis teknologi - (tim media Wapres)

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden, Bambang Widianto mengatakan upaya pemerintah menurunkan angka stunting melalui tiga prioritas yaitu prioritas intervensi yakni intervensi sensitif dan spesifik stunting, prioritas lokasi dan target prioritas intervensi, yakni keluarga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Intervensi spesifik dibawah komando Kementerian Kesehatan ditujukan untuk mencegah dan mengatasi stunting secara langsung pada ibu hamil dan balita melalui pemberian zat besi, imunisasi, makanan tambahan, tablet tambah darah, dan lain sebagainya.

Sedangkan intervensi sensitif yang multi-sektoral untuk mengatasi permasalahan sosial ekonomi yang dapat berhubungan dengan peningkatan risiko stunting, seperti akses sanitasi dan air bersih, akses terhadap bantuan sosial, peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan kesehatan remaja.

"Pemerintah tentu tidak bisa sendiri, karenanya kami berharap kepedulian seluruh pihak untuk ikut serta dalam upaya percepatan pencegahan stunting di Indonesia. Utamanya perusahaan-perusahaan nasional maupun multinasional melalui program corporate social responsibility (CSR)," tutur Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam ratas tersebut, sejumlah kementerian juga memperkenalkan inovasi berbasis teknologi yang dibangun untuk mendukung percepatan pencegahan stunting. Inovasi yang diperkenalkan antara lain, pertama, aplikasi Anak Sehat milik Kementerian Komunikasi dan Informatika yang merupakan alat edukasi pencegahan stunting yang menyasar remaja putri dan rumah tangga 1.000 HPK.

Kedua, Aplikasi e-PPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) milik Kementerian Kesehatan yang merupakan inovasi pemantauan gizi anak. Dan, ketiga aplikasi e-HDW (Humas Development Worker) milik Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) yang dibangun sebagai alat kerja kader pembangunan manusia (KPM) dalam memantau lima paket layanan pencegahan stunting di desa. 

Tags : jusuf kalla