Ketum KKSS Harap Tokoh Luwu dan Bone Segera Gelar 'Tudang Sipulung'
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Ketua Umum Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Muchlis Patahna prihatin dengan kejadian penyerangan asrama dan mahasiswa di Makassar yang mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman di kalangan masyarakat Luwu dan Bone.
Oleh karena itu, ia berharap tokoh formal dan informal kedua daerah, segera menggelar tudang sipulung (musyawarah) untuk menyelesaikan masalah kesalahapahaman tersebut.
"Apa pun motifnya, dan siapa pun pelakunya, aksi penyerangan itu tindakan kriminal, dan pasti diurus aparat keamanan bersama aparat hukum. Tetapi eksesnya yang menimbulkan kesalahpahaman seolah persoalan ini menyangkut-pautkan dan membawa-bawa nama daerah, tentu harus dicegah dengan melibatkan tokoh-tokoh kedua daerah untuk musyawarah," ujar Muchlis kepada CELEBESMEDIA.ID, Senin (29/11/2021).
Sebagaimana diberitakan, dua asrama mahasiswa di Makassar diserang orang tak dikenal (OTK), Minggu (27/11) dinihari, menyebabkan kebakaran ruangan serta korban luka parah mahasiswa.
Kedua asrama yang diserang adalah asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) dan asrama Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (KEMPI) Bone yang dilakukan oleh orang tak dikenal.
Peristiwa ini sudah ditangani bersama aparat kepolisian Polrestabes Makassar bersama TNI. Polisi dan Tentara mengimbau masyarakat kedua daerah tersebut tidak terprovokasi dengan berita yang tidak benar, tidak jelas sumbernya alias hoax, yang dikaitkan dengan peristiwa itu.
Muchlis berharap ekses kejadian itu segera dilokalisir, terutama dengan inisiatif dari tokoh nasional, tokoh daerah, tokoh adat. Kecuali mengimbau, Pengurus KKSS pun siap memfasilitasi dan mendorong pelaksanaan musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang timbul di kalangan masyarakat kedua daerah.
Muchlis menambahkan, salah satu tujuan didirikannya KKSS ialah menjaga nilai-nilai keadaban/budaya Sulsel (Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar). Aksi penyerangan dan pecah belah masyarakat jauh dari nilai keadaban Sulsel.