Proses Fermentasi Tape: Membahas Tahapan dan Pentingnya dalam Membuat Makanan Tradisional yang Lezat

. Jumat, 22 September 2023 00:00
Proses Fermentasi Tape: Membahas Tahapan dan Pentingnya dalam Membuat Makanan Tradisional yang Lezat (Foto: Wikipedia)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar -   Tape adalah makanan tradisional yang populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Makanan ini terbuat dari fermentasi beras ketan menggunakan ragi atau starter khusus yang dikenal sebagai bakteri pembuat tape.

Proses fermentasi ini merupakan tahapan penting dalam pembuatan tape, yang mengubah bentuk beras ketan menjadi makanan yang lezat dan mengandung berbagai manfaat kesehatan.


Proses Fermentasi Tape

Proses fermentasi tape dimulai dengan mempersiapkan beras ketan yang akan digunakan.

Beras ketan yang digunakan harus bersih dan bebas dari kotoran.

Kemudian, beras ketan direndam dalam air selama beberapa jam.

Rendaman ini bertujuan untuk membuat beras ketan menjadi lebih kenyal dan mempermudah proses fermentasi.


Setelah direndam, beras ketan yang sudah kenyal akan dikukus menggunakan alat kukus tradisional atau rice cooker.

Pengukusan ini penting untuk mematangkan beras ketan dan memulai proses fermentasi.

Setelah dikukus, beras ketan yang masih hangat dituangkan ke dalam wadah fermentasi yang steril.


Selanjutnya, ragi atau starter khusus ditambahkan ke dalam wadah fermentasi.

Ragi ini biasanya terdiri dari campuran bakteri dan ragi yang alami ditemukan di lingkungan sekitar, seperti Lactobacillus.

Bakteri ini bertanggung jawab untuk mengubah pati dalam beras ketan menjadi gula sederhana yang kemudian dikonsumsi oleh ragi.


Proses fermentasi dimulai setelah ragi ditambahkan.

Wadah fermentasi kemudian ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi oleh bakteri dan jamur yang tidak diinginkan.

Fermentasi biasanya berlangsung selama 1-3 hari, tergantung pada kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban.

Selama proses fermentasi, bakteri pembuat tape memproduksi senyawa-senyawa seperti asam laktat, asam asetat, dan etanol.

Senyawa-senyawa ini memberikan rasa asam dan aroma khas pada tape.


Selama proses fermentasi, tape perlu diamati dan dijaga kondisi lingkungan yang optimal.

Suhu dan kelembaban harus dipertahankan agar bakteri pembuat tape dapat bekerja dengan baik.

Jika suhu terlalu rendah, proses fermentasi akan berjalan lambat.

Sebaliknya, jika suhu terlalu tinggi, bakteri pembuat tape dapat mati dan fermentasi tidak akan berlangsung.

Oleh karena itu, pemantauan suhu dan kelembaban selama proses fermentasi sangat penting.


Setelah proses fermentasi selesai, tape siap untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut menjadi hidangan yang lebih kompleks.

Tape tradisional biasanya dimakan langsung atau digunakan sebagai bahan dalam hidangan seperti dodol atau kue-kue tradisional lainnya.

Proses fermentasi adalah tahapan penting dalam pembuatan tape karena mengubah bentuk beras ketan menjadi makanan yang lezat dan mengandung berbagai manfaat kesehatan.

Selama fermentasi, bakteri pembuat tape menghasilkan senyawa-senyawa yang memberikan rasa asam dan aroma khas pada tape.

Proses fermentasi juga menghasilkan probiotik, vitamin B kompleks, asam amino, dan enzim yang bermanfaat bagi kesehatan kita.


Dalam kesimpulannya, proses fermentasi tape adalah proses yang penting dalam pembuatan makanan tradisional yang lezat dan bergizi.

Tahapan fermentasi ini melibatkan ragi atau starter khusus yang mengubah bentuk beras ketan menjadi makanan yang kaya akan manfaat kesehatan.

Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat dan memberikan rasa dan aroma khas pada tape.

Dengan pemahaman yang baik tentang proses fermentasi ini, kita dapat lebih menghargai dan menikmati makanan tradisional kita yang lezat ini.  ***