Down Syindrome, Memahami Lebih Jauh Gejala dan Penyebab Kelainan Genetik Karena Kelebihan Kromosom

Ilustrasi Down Syndrome (Foto: freepik.com)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Down Syndrome, juga dikenal sebagai trisomi 21, adalah kondisi genetik yang mengakibatkan kelahiran seorang anak dengan kelebihan kromosom pada pasangan ke-21.

Gangguan ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental seorang anak, bahkan menyebabkan kecacatan.

Down Syndrome merupakan kelainan kromosom genetik yang paling umum terjadi, dan sering kali dihubungkan dengan masalah kesehatan seperti gangguan jantung dan pencernaan.

Anak-anak yang mengidap Down Syndrome juga dapat mengalami kecacatan seumur hidup dan memiliki harapan hidup yang lebih pendek.

Down Syndrome disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak normal pada kromosom ke-21. Pada individu dengan Down Syndrome, terjadi kelebihan jumlah kromosom.

Materi genetik tambahan ini berperan dalam ciri-ciri khas dan masalah perkembangan yang terkait dengan Down Syndrome.

Biasanya, anak-anak dengan Down Syndrome memiliki tingkat kemampuan belajar yang terbatas dan pertumbuhan yang terhambat, yang menyebabkan perbedaan dalam perkembangan mereka.

Down Syndrome dapat dikenali melalui beberapa tanda dan gejala fisik.

Beberapa ciri khas yang sering terlihat pada anak-anak dengan sindrom Down meliputi lipatan telapak tangan yang hanya satu, mata yang miring ke atas dan ke luar, berat dan panjang saat lahir di bawah normal, mulut kecil, hidung kecil dan pipi rata, tangan lebar dengan jari yang pendek, pertumbuhan tubuh yang pendek, kepala yang kecil, lidah yang menonjol keluar, dan jarak yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua.

Meskipun dapat membawa tantangan dan keunikan tersendiri, setiap individu dengan Down Syndrome memiliki potensi yang unik dan berharga.

Dukungan keluarga, pendidikan inklusif, dan perawatan medis yang tepat dapat membantu anak-anak dengan Down Syndrome mencapai kemajuan dan kualitas hidup yang optimal.

Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memahami dan menerima keberagaman dalam kondisi medis ini, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua individu, termasuk mereka yang memiliki Down Syndrome.***