Merawat Kemabruran Puasa (24): Dari Sugesti Setan ke Sugesti Malaikat

Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA - (foto by Kemenag)

Oleh: Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA 

DI dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kesulitan mendeteksi apakah sebuah inspirasi bersumber dari sugesti setan atau malaikat. Kita tentu berharap tidak salah pilih. Semakin banyak kita salah pilih semakin banyak penyesalan di dalam hidup. Semakin banyak pilihan hidup yang benar semakin tinggi martabat kehidupan yang diraih.

Sehubungan dengan ini Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita semua di dalam sabdanya: “Di dalam hati kita terdapat dua bisikan; bisikan dari malaikat berupa dorongan untuk berbuat baik dan membenarkan yang benar (al-haq). Barangsiapa yang merasakan hal itu maka hendaklah ia menyadari bahwa itu bersumber dari Allah SWT dan hendaklah ia memuji-Nya. 

Sedangkan  bisikan dari musuh (setan) berupa dorongan untuk berbuat jahat, mendustakan yang haq dan melarang perbuatan baik. Barangsiapa yang merasakan hal itu maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk”.

Hadis ini diperkuat dengan ayat: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. al-An’am/6:112). Demikian pula dalam ayat: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. al-Syams/91:8).

Ciri-ciri sugesti setan ialah selalu memberikan daya tarik dan mengajak kita untuk mengikuti keiinginan selera rendah nafsu, sebagaimana dijelaskan adalam ayat: “Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?” (Q.S. Maryam/19: 83). “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); (Q.S. al-Baqarah/2:268).

Sedangkan ciri-ciri sugesti malaikat ialah selalu mengajak kita kepada keluhuran budi pekerti, meskipun harus berhadapan dengan kekuatan dan pengaruh nafsu. Seolah-olah jalan menuju syurga itu berliku dan dan terjal serta tanpa dandanan menarik. Sedangkan jalan menuju neraka lurus, datar, dan penuh dengan dekorasi menarik. Nurani yang padam akan tertarik dan terpengaruh oleh sugesti setan.

Orang-orang yang hidup di bawah kendali setan mata batinnya buta, sebagaimana firman Allah Swt: “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (Q.S. al-Haj/22:46). 

Sedangkan orang-orang yang hidup di bawah kendali malaikat nuraninya hidup dan mata batinnya berfungsi, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Q.S. Qaf/50:37).

Ketika kita berada di dalam suasan batin yang sulit menentukan sebuah fenomena, apakah itu berasal dari sugesti setan atau sugesti malaikat, maka kita diminta oleh Rasulullah untuk melakukan salat Istikharah, yaitu memohon petunjuk, yang mana di antara pilihan-pilihan itu paling baik di sisi kita dan di sisi Allah SWT. 

Seusai salat dengan doa-doa khusus, maka ucapkanlah: “Bismillahirrahmanirrahim. Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, walahaula wala quwwata illa billah”. Go ahead!

Artikel ini telah ditayangkan Tribun Timur, Edisi 24 Maret 2025.