CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Skizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang serius menyebabkan seseorang mengalami distorsi dalam realitas.

Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir, yang pada akhirnya dapat menghambat aktivitas sehari-hari mereka.

Penyebab pasti skizofrenia belum diketahui dengan pasti. Para peneliti meyakini bahwa kombinasi faktor genetik, zat kimia di otak, dan lingkungan turut berkontribusi pada perkembangan gangguan ini.

Orang dengan skizofrenia memerlukan perawatan seumur hidup, dan pengobatan dini dapat membantu mengendalikan gejala sebelum mengarah ke komplikasi serius, serta dapat meningkatkan kualitas hidup jangka panjang.

Skizofrenia hanya memengaruhi kurang dari 1 persen populasi dunia, namun, penting untuk diwaspadai karena penderita skizofrenia memiliki risiko kematian yang 2–3 kali lebih tinggi pada usia muda.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap gejalanya sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Gejala skizofrenia dapat bervariasi, tetapi umumnya melibatkan delusi dan halusinasi.

Biasanya, gejala ini muncul pada usia remaja atau awal 20-an, seringkali diabaikan karena dianggap sebagai perilaku remaja biasa.

Gejala awal skizofrenia mencakup isolasi sosial, perubahan teman atau kelompok sosial, kesulitan fokus dan konsentrasi, gangguan tidur, kecenderungan marah, kesulitan dalam tugas sekolah atau kinerja akademis, kecemasan, kecurigaan, dan pikiran yang tampak aneh.

Gejala skizofrenia dapat diklasifikasikan menjadi positif dan negatif. Gejala positif melibatkan perubahan perilaku atau pikiran yang tidak wajar, seperti delusi, halusinasi, dan gangguan pikiran.

Delusi adalah keyakinan palsu tanpa dasar pada kenyataan, sementara halusinasi melibatkan pengalaman nyata yang diciptakan oleh pikiran.

Gangguan pikiran mencakup kesulitan berpikir dan berbicara, seringkali membuat percakapan sulit dipahami oleh orang lain.

Gejala negatif skizofrenia menunjukkan ketiadaan perilaku yang khas, seperti penarikan diri dari lingkungan sekitar, kurangnya minat pada interaksi sosial, dan terlihat tanpa emosi.

Gejala ini sering muncul sebelum episode akut skizofrenia, disebut sebagai periode prodromal skizofrenia, dan dapat mengakibatkan masalah hubungan dengan teman dan keluarga.***