CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sirih Cina merupakan varietas sirih yang berbeda dari yang biasanya.

Tanaman asal Amerika ini dapat dengan mudah ditemui di Indonesia, bahkan tanpa harus dibeli, karena seringkali tumbuh di tepi parit, pekarangan, atau daerah lembab.

Sirih cina telah melalui uji praklinik pada hewan, sebagai alternatif pengobatan asam urat

Hal ini dikarenakan analisis fitokimia menunjukkan kandungan alkaloid, kardenolid, saponin, dan tannin pada sirih cina.

Saponin diduga memiliki peran dalam menurunkan kadar asam urat dengan menghambat produksinya serta mempercepat ekskresi dari tubuh.

Meskipun demikian, belum ada uji klinik yang dilakukan pada manusia.

Kandungan kimia dalam sirih cina meliputi senyawa minyak esensial terutama carotol dillapiole dan beta-carophyllene.

Berdasarkan penelitian, tumbuhan ini juga mengandung senyawa steroid, karbohidrat, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan titerpenoid.

Tanin dan flavonoid pada sirih cina memiliki potensi sebagai antiseptik dan antimikroba.

Tanin berperan sebagai antibakteri dengan membentuk kompleks dengan enzim mikroba atau substrat.

Sementara flavonoid berperan sebagai antimikroba dengan membentuk kompleks dengan protein ekstrasel dan dinding sel, serta memiliki sifat lipofilik yang dapat merusak membran sel.

Sirih cina telah ditemukan memiliki beragam manfaat, termasuk mengurangi gejala penyakit seperti abses, bisul, jerawat, radang kulit, sakit ginjal, sakit perut, sakit kepala, demam, asam urat, dan luka.

Selain itu, menurut dr. Danang Ardiyanto, MKM dari HortusMed Wellness Center Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu Karanganyar, sirih cina juga memiliki manfaat lain seperti penurunan gula darah, antioksidan, anti-depresan, obat gangguan lambung, dan sifat antimikroba.

Meskipun memiliki banyak manfaat, sirih cina juga dapat menyebabkan efek samping.

Beberapa diantaranya seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi, gejala asma.

Konsumsi sirih cina harus dihindari oleh ibu hamil atau menyusui karena dapat mengganggu sintesis prostaglandin.***