Mengenal Tradisi Sinoman Saat Hajatan di Daerah Jawa yang Mulai Pudar

Tradisi Sinoman dalam acara Hajatan Jawa (foto: wonodadi.id)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tradisi sinoman bermula dari wilayah Jawa dan telah berakar sejak abad ke-14.

Biasanya, tradisi sinoman dijalankan saat ada perayaan, hari besar, acara keagamaan, dan bahkan upacara kematian.

Orang-orang yang terlibat dalam tradisi sinoman dikenal sebagai sinoman, dan kegiatan mereka disebut nyinom.

Dalam rangkaian tradisi sinoman, para pemuda dan ibu-ibu bekerja sama untuk membantu tuan rumah acara dengan melayani tamu yang hadir serta mengatur segala persiapan acara secara sukarela.

Semangat yang mendasari adalah semangat gotong royong dan saling membantu.

Tugas para sinoman meliputi pembangunan tenda, persiapan makanan, penyajian hidangan, pengaturan meja dan kursi, serta persiapan lainnya untuk memastikan kelancaran acara.

Setelah acara berakhir, mereka juga bertanggung jawab untuk membersihkan sisa makanan dan lokasi acara.

Para sinoman yang melayani tamu juga harus mengikuti etika tertentu, seperti aturan dalam mengantarkan makanan dan minuman kepada tamu.

Mereka menjalankan tugasnya dengan sukarela, tanpa mengharapkan imbalan apapun, seperti pramusaji tanpa upah.

Selain membantu dalam acara, tradisi sinoman juga berfungsi untuk memperkuat hubungan silaturahmi dan persaudaraan dalam masyarakat melalui kerjasama dan interaksi saat gotong royong.

Nilai-nilai seperti kebersamaan, solidaritas, gotong royong, persatuan, dan kerukunan sangat dijunjung tinggi dalam tradisi ini.

Ada dua prinsip mendasar dalam tradisi sinoman, yaitu prinsip sukarela dan prinsip kekeluargaan serta gotong royong.

Prinsip sukarela tercermin saat para sinoman melaksanakan tugas mereka dengan tanggung jawab dan semangat sukarela, tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Prinsip kekeluargaan serta gotong royong tercermin dalam semangat sinoman yang didasari oleh nilai-nilai keluarga dan kerjasama dalam membantu sesama.

Sayangnya, tradisi sinoman saat ini semakin langka karena mengalami pergeseran dengan sistem modern dalam perayaannya.

Hal ini juga karena adaptasi dengan pekerjaan yang berkembang seiring perkembangan zaman, seperti event organizer, layanan katering, dan lainnya.***