Misteri dan Keberadaan Lucifer dalam Islam: Dari Malaikat Pertama Hingga Jatuhnya Iblis

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Lucifer, nama yang mengundang keingintahuan dan banyak interpretasi. Siapakah sebenarnya Lucifer? Dalam berbagai sudut pandang, kita akan membahas sosok ini secara lebih mendalam.
Lucifer adalah sosok jin yang memiliki peran sebagai penghasut dan penggoda manusia untuk terjerumus dalam dosa.
Ia merupakan malaikat pertama yang melayani Tuhan sebelum berubah menjadi iblis. Kisah dimulai ketika Tuhan menciptakan manusia pertama, Adam.
Lucifer diperintahkan untuk sujud kepada Adam, namun karena kesombongannya, ia merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan Adam.
Dalam kesombongannya, Lucifer menolak mematuhi perintah Tuhannya. Akibatnya, Lucifer diusir dari surga dan menjadi asal usul terjadinya dosa pertama.
Setelah diusir dari surga, Lucifer berubah nama menjadi Satan. Ia merupakan iblis neraka yang memiliki kekuatan yang sangat kuat, bahkan lebih kuat dari semua iblis lainnya.
Satan menaruh dendam kepada manusia dan berupaya untuk menjatuhkan mereka ke dalam dosa agar terjerumus ke dalam neraka.
Dalam konsep 7 dosa mematikan, Lucifer mewakili dosa "kebanggaan". Hal ini dikarenakan ia sangat mencintai dirinya sendiri, memiliki tahta tertinggi saat masih menjadi malaikat, dan setelah menjadi iblis, Lucifer menjadi penguasa atas bumi dan isinya.
Dalam literatur agama Samawi, Lucifer (Azazil) dikenal sebagai "iblis paling terkenal di dunia" dan menduduki pangkat tertinggi sebagai Satan (Rajanya Raja Iblis).
Ia dijuluki sebagai bapak segala pendusta, bintang timur, pembawa cahaya, putra fajar yang jatuh ke bumi setelah menentang Tuhan dan menjadi malaikat yang jatuh (fallen archangel).
Dalam film "Constantine", Lucifer bahkan membunuh anaknya sendiri, Mammon, karena kebanggaannya yang tak terkendali dan ketidakmampuannya mengizinkan anaknya melebihi popularitasnya.
Lucifer memiliki pengikut yang setia dan membentuk kerajaan iblis yang dipimpinnya sendiri.
Namun, dalam pandangan Islam, tidak dikenal istilah Lucifer, melainkan Iblis. Iblis mewakili segala yang ada pada diri Lucifer. Istilah Iblis berasal dari bahasa Arab "Abasa" yang berarti "Pembangkang".
Iblis diciptakan dari api atau cahaya. Ketika Allah memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Adam, Iblis menolak perintah tersebut sebagai tanda pembangkangan.
Dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah (2) ayat 34 menjelaskan:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: 'Sujudlah' kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."
Ayat ini mengungkapkan bahwa Iblis awalnya termasuk di antara para malaikat. Namun, karena membantah perintah Allah, derajatnya diturunkan sehingga ia termasuk dalam golongan orang-orang kafir. Dengan kata lain, orang-orang yang menolak menerima keesaan Allah sejajar dengan Iblis.***