Manfaat E-commerce dan Jenis-jenisnya dalam Perdagangan Online

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - E-commerce atau perdagangan elektronik adalah proses transaksi jual beli yang dilakukan secara online melalui media elektronik.
Menurut Laudon & Laudon, e-commerce adalah transaksi bisnis antar perusahaan yang menggunakan jaringan internet.
Dalam dunia perdagangan, e-commerce membawa banyak perubahan. Proses jual beli tidak lagi memerlukan pertemuan tatap muka seperti di toko konvensional. Penjual dan pembeli hanya perlu melakukan transaksi online.
Berikut adalah beberapa manfaat dari penggunaan e-commerce yang berkembang pesat di Indonesia:
Biaya Rendah
Membuat toko online lebih murah dibandingkan dengan toko fisik. Pemilik toko tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa gedung, gaji pekerja, atau tagihan listrik.
Selain itu, memiliki e-commerce sendiri dengan penggunaan API dari open banking dapat mengurangi biaya yang biasanya dikeluarkan untuk sistem pembayaran host to host.
Untuk pemilik bisnis yang membuka toko online di marketplace, tidak ada biaya untuk sistem pembayaran.
Marketplace perlu terintegrasi dengan penyelenggara payment gateway untuk memungkinkan transaksi online.
Integrasi ini sekarang lebih mudah dengan API seperti BRIAPI, yang menekan biaya lebih efektif dibandingkan integrasi host-to-host.
Jangkauan Luas
Tidak seperti toko konvensional yang hanya menjangkau target lokal, e-commerce memiliki jangkauan luas.
Pembeli dari berbagai wilayah, bahkan dari seluruh dunia, bisa berbelanja di toko online, memberikan keuntungan besar bagi penjual. Pembeli juga mudah mendapatkan barang yang diinginkan.
Buka 24 Jam
Meski toko fisik bisa beroperasi 24 jam, biaya operasionalnya lebih besar. Dengan toko online, toko dapat buka 24 jam dan pembeli bisa mengakses kapan saja.
Transaksi dan Pengiriman Barang Lebih Mudah
Metode pengiriman dan pembayaran kini semakin banyak dan real time. Dengan banyaknya pilihan metode pembayaran elektronik, transaksi di e-commerce menjadi lebih mudah.
BRI melalui BRIAPI memungkinkan bisnis untuk terintegrasi dengan berbagai layanan perbankan dari BRI, memungkinkan transaksi dengan transfer virtual account, transfer, hingga direct debit.
Tidak Perlu Stok Barang
Dalam e-commerce, seseorang bisa menjadi dropshipper, yang bertindak sebagai perantara penjual barang atau jasa.
Dropshipper hanya perlu memasarkan produk dan tidak perlu menyimpan stok.
Saat ada pesanan, dropshipper meneruskannya ke penjual yang akan mengirim produk ke pembeli.
Mempelajari Perilaku Pelanggan
Penting bagi bisnis untuk mengetahui kebiasaan konsumen. Dalam dunia digital, pemilik bisnis dapat menggunakan berbagai alat untuk menganalisis perilaku pelanggan dan data lainnya.
Salah satu alat analitik yang dapat diintegrasikan dengan e-commerce adalah Google Analytics.
Jenis-Jenis E-Commerce
Perdagangan online melibatkan berbagai jenis transaksi. Berikut adalah beberapa jenis e-commerce:
1. Business to Business (B2B)
E-commerce di mana perusahaan menjual jasa atau produk ke perusahaan lain, seperti perusahaan yang membeli perlengkapan kantor langsung dari produsen.
2. Business to Public Administration (B2A)
Model e-commerce ini mirip dengan B2B, tetapi melibatkan organisasi pemerintah dan bisnis.
Contohnya adalah jasa pembuatan website untuk sistem manajemen online perkotaan.
3. Business to Consumer (B2C)
Perusahaan menjual jasa atau produk ke pelanggan. Contohnya adalah berbelanja dari toko buah online untuk kebutuhan rumah.
4. Consumer to Business (C2B)
Model C2B melibatkan individu yang menjual produk atau jasa ke perusahaan.
Misalnya, seorang desainer grafis menawarkan jasa pembuatan logo ke perusahaan retail.
5. Consumer to Public Administration (C2A)
Model e-commerce ini melibatkan individu yang bertransaksi dengan instansi pemerintah, biasanya dalam bentuk jasa. Jenis ini jarang terlihat di Indonesia.
6. Consumer to Consumer (C2C)
E-commerce di mana transaksi online terjadi antara dua individu. Contohnya adalah seseorang yang menjual barang bekas secara online kepada pembeli.***