Merawat Kemabruran Puasa (22): Dari Rahman ke Rahim
4.jpeg)
Oleh: Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
LAFAZ basmalah dalam Alquran terulang sebanyak 114 kali dan
tidak pernah ada konsep lain selain bismillahirrahman al-rahim. Kata Rahman dan
rahim berasal dari akar kata yang sama, ra-ha-mim (rahima) berarti cinta kasih.
Dari akar kata tersebut lahir kata rahman berarti
"pengasih" dan rahim berarti "penyayang". Dua kata ini
menjadi populer karena digunakan sekaligus pembuka surah dalam Alquran: Bi ism
Allah al-Rahman al-Rahim (baca: Bismillahirrahmanirrahim) berarti: Dengan atau
atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Secara kebahasaan kedua kata ini sebenarnya memiliki
keserupaan makna yaitu cinta kasih. Hanya kata rahim setimbang dengan fa'il
dalam ilmu sharaf menunjukkan arti lebih dalam dan lebih intensif. Dalam bahasa
Indonesia, kata pengasih dan penyayang penggunaannya sering dipertukarkan
(interchangable). Akan tetapi dalam ilmu tafsir, khususnya dalam kitab-kitab
tafsir sufistik (isyari), keduanya dibedakan secara signifikan. Kata al-Rahman
sebagai salahsatu nama Allah SWT diartikan sebagai Maha Pengasih dan al-Rahim
sebagai Maha Penyayang.
Al-Ramhman dihubungkan dengan rahmat Allah yang bersifat
temporer, tidak permanen, dan bersifat sesaat. Keadaannya fluktuatif, kadang
sangat terasa dibutuhkan dan kadang agak kurang, tergantung pada faktor lain
yang ikut menentukannya. Sedangkan al-Rahim dihubungkan dengan rahmat Allah
yang bersifat permanen, kokoh, dan bersifat konstan dan tidak fluktuatif.
Al-Rhaman lebih bersifat generik dan dapat diakses oleh
siapa saja, termasuk makhluk selain manusia seperti binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan masing-masing
mendapatkan rahmat Allah SWT, seperti rahmat nutrisi, oksigen, dan senyawa
kimia lainnya yang diperlukan dalam kehidupan, termasuk air dan oksigen.
Untuk manusia, siapapun berhak mendapatkan rahmat
rahmaniyah-Nya, tanpa dibedakan jenis kelamin, usia, etnik, dan agama. Bahkan
termasuk orang-orang kafir dan para pendosa pun dapat bagian. Sedangkan al-Rahim
sepesifik untuk hamba-Nya yang taat dan setia mengikuti perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Orang-orang yang kufur dan bergelimang dosa sulit mengakses
rahmat rahimiyyah Allah SWT.
Kalangan ulama tafsir berpendapat rahmat rahmaniyyah hanya
bisa dirasakan di dunia, itupun kadang waktunya sangat singkat. Sedangkan
rahmat rahimiyyah-Nya diperoleh secara permanen, bukan hanya selama berada di
dunia tetapi juga sampai di akhirat kelak.
Kekayaan dan berbagai properti yang dimiliki sesaat menjadi
pertanda itu hanya rahmat rahmaniyyah, sedangkan kekayaan dan properti,
termasuk rasa tenang, bahagia, dan damai, yang bersifat permanen itulah yang
disebut rahmat rahimiyyah.
Pesan dari perbedaan makna dua kata dari satu akar kata
jadian ialah, mari kita meng-upgrade atau mengangkat status rahmat rahmaniyah
kita menjadi rahmat rahimiyyah. Isteri atau suami dan anak-anak kita bukan
hanya menemani kita di dunia tetapi juga langgeng sampai di akhirat.
Demikian pula berbagai bentuk kebahagiaan, ketenangan, dan
kedamaian akan menjadi langgeng manakala kita pintar menyiasati kehidupan.
Resepnya secara sederhana, ikuti peritah dan jauhi larangan niscaya rahmat
rahimiyyah akan menjadi rahmat rahimiyyah.
Semoga kita semua, baik sebagai pribadi, keluarga, maupun
sebagai bangsa atau negara, kita dapat melakukan peningkatan status berbagai
rahmat yang kita peroleh menjadi rahmat rahimiyyah.
Artikel ini telah ditayangkan Tribun Timur, Edisi 22 Maret
2025