Apa Itu Ruwatan dalam Tradisi dan Kebudayaan Jawa

Ruwatan dalam Tradisi dan Kebudayaan Jawa (foto: disk.mediaindonesia.com)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Belakangan ini, tradisi ruwat tengah menjadi sorotan di berbagai daerah di Pulau Jawa.

Setiap daerah memiliki prosesi yang berbeda, memunculkan banyak pertanyaan tentang esensi dari tradisi ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ruwat diartikan sebagai pemulihan keadaan semula.

Hal ini terkait dengan jadi-jadian atau orang yang dikabarkan akan mengalami nasib buruk.

Ruwat juga mencakup pembebasan atau terlepas dari ancaman nasib buruk yang mungkin menimpa seseorang, seperti yang diyakini dalam kepercayaan masyarakat.

Dari berbagai sumber, ruwatan merupakan sebuah ritual dalam kebudayaan Jawa yang bertujuan untuk mengusir keburukan atau melindungi sesuatu dari gangguan.

Orang yang menjalankan ritual ini umumnya berharap mendapatkan keselamatan, kesehatan, dan ketenangan.

Tradisi ruwatan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di seluruh Pulau Jawa hingga saat ini.

Kata "ruwat" berasal dari Bahasa Jawa yang mengandung arti membuang sial atau melindungi seseorang dari gangguan tertentu.

Ritual ini melibatkan serangkaian tata cara, yang melibatkan siraman, pemotongan rambut, pelarungan atau penanaman potongan rambut, sesajen, dan tirakatan.

Selain itu, pertunjukan wayang kulit dengan lakon murwakala.

Meskipun tata cara tersebut umumnya dijalankan, namun sering kali dapat bervariasi antar daerah.

Dalam budaya masyarakat Jawa, upacara ruwatan dapat dilakukan untuk berbagai keperluan.

Seperti menyembuhkan seseorang yang sakit, membantu seseorang yang belum menikah, melawan sial, membantu dalam mencari pekerjaan, dan lain sebagainya.***