Mengenal Mujaddid dalam Islam yang Mungkin Muncul Tahun 2024

Ilustrasi mujaddid dalam islam (foto: freepik.com/@rawpixel)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa setiap seratus tahun sekali, akan muncul seorang ulama yang akan menghidupkan kembali ajaran agama ini, yang dikenal sebagai mujaddid.

Dasar dari konsep ini ada pada sebuah hadis yang sahih yang berasal dari Abu Hurairah, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Allah akan mengirimkan seseorang untuk umat ini pada akhir setiap seratus tahun yang akan memperbarui agamanya." (HR Abu Dawud no. 4291, al-Hakim no. 8592, dan ath-Thabarani no. 6527)

Namun demikian, terdapat interpretasi berbeda mengenai apa itu sebenarnya mujaddid dan siapa saja yang masuk dalam kategori ini.

Dalam buku "Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan Menurut Hukum Islam" karya Jauhari (2017: 50), dijelaskan bahwa hadis di atas merujuk pada satu individu mujaddid. Namun, beberapa ulama, termasuk Ibnu Hajar al-'Asqalani, berpendapat bahwa mujaddid bisa merujuk pada beberapa individu.

Imam Nawawi juga mengutip sebuah hadis yang menyatakan:

"Kelompok dari umatku akan selalu membela kebenaran hingga hari kiamat." (HR. Muslim no. 1921)

Konsep "beberapa individu" dalam mujaddid mencakup berbagai bidang, seperti fikih (hukum Islam), akhlak (moral), strategi, pendidikan, pemikiran, dan jihad.

Mujaddid adalah sosok atau pemimpin dalam umat yang dipilih oleh Allah untuk menghidupkan kembali ajaran yang telah terlupakan dan menegakkannya kembali setelah lama terabaikan.

Beberapa ulama yang diakui sebagai mujaddid antara lain:

  • Umar bin ‘Abdil ‘Aziz bin Marwan (Wafat 101 H) Umar bin ‘Abdil ‘Aziz bin Marwan dikenal sebagai sosok yang adil, imam tabi’in, penghafal hadis, dan sangat dipercayai. Keadilannya dan akhlaknya dihargai sebagaimana halnya dengan kakeknya, Umar bin Khattab.

  • Abu Abdillah Muhammad bin Idris atau Imam Asy-Syafi'i (Wafat: 204 H) Imam Asy-Syafi'i adalah imam besar, ahli fikih terkemuka, penghafal hadis, dan sangat dipercayai. Sejumlah ulama menganggapnya sebagai mujaddid kedua dalam Islam. Imam Ahmad mengatakan:

"...Pembaharu pada akhir seratus tahun kedua hijriah adalah Imam Asy-Syafi'i."

  • Abu Abdir Rahman Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Sinan atau Imam an-Nasa’i (Wafat: 303 H) Imam an-Nasa'i adalah imam besar, penghafal, dan kritikus hadis yang terkenal dengan kepercayaannya. Hadis-hadisnya dianggap lebih utama daripada ulama hadis lain pada zamannya.

Meskipun ada ulama besar lain yang tidak termasuk dalam kategori ini, hal ini tidak mengurangi kedudukan dan penghargaan mereka.