Apa Itu Perilaku Playing Victim dan Kenali Tanda-Tandanya
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Playing victim atau dikenal juga sebagai victim mentality adalah perilaku di mana seseorang enggan untuk bertanggung jawab atas kesalahan atau situasi buruk yang dialaminya.
Pada dasarnya, perilaku ini termasuk dalam kategori perilaku kekanak-kanakan atau childish, di mana seseorang cenderung merasa paling tersakiti dan menyalahkan orang lain atas penderitaan dan kesengsaraan yang dialaminya.
Tanda-tanda perilaku playing victim sering kali tidak disadari oleh orang sekitarnya, karena orang yang bersangkutan mampu membuat argumen yang kuat sehingga dipercaya oleh orang lain.
Berikut beberapa tanda perilaku playing victim yang perlu diwaspadai:
Menyalahkan Orang Lain
Individu yang berperilaku playing victim cenderung menyalahkan orang lain atas situasi buruk yang dialaminya.
Mereka enggan mengakui kesalahan atau peran mereka sendiri dalam kejadian tersebut, sehingga pikiran-pikiran negatif menghampiri mereka, dan akhirnya menyudutkan orang lain saat sesuatu tidak berjalan sesuai prediksi.
Merasa Dunia Tidak Berpihak
Orang dengan victim mentality akan cenderung merasa bahwa dunia tidak berpihak pada diri mereka.
Mereka merasa marah, kesal, dan frustasi dengan berbagai hal yang dianggap tidak adil, dan sering mempertanyakan mengapa situasi buruk terus menimpa mereka.
Perasaan ini membuat mereka merasa bahwa hidup selalu tidak berjalan dengan baik.
Menganggap Sebagai Bentuk Penghinaan
Playing victim juga membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Mereka bahkan akan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak berhubungan dengan diri mereka sebagai bentuk penghinaan.
Contohnya, seseorang yang mengunggah foto pernikahan di media sosial dapat dianggap menghina diri mereka yang sedang mengalami perceraian.
Menuntut Perlakuan Istimewa
Individu dengan victim mentality cenderung mengharapkan perlakuan istimewa dari orang lain berdasarkan pengalaman masa lalu mereka.
Mereka merasa bahwa perbuatan baik yang mereka lakukan di masa lalu membutuhkan balas budi dan perlakuan khusus dari orang lain.
Mereka percaya bahwa orang lain harus memberikan simpati dan pengertian atas apa yang telah mereka lakukan.
Mengatasi perilaku playing victim sangat penting untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan sosial yang sehat.
Bertanggung jawab atas kesalahan dan situasi buruk adalah langkah pertama yang penting dalam membangun kematangan emosional dan mental.
Dengan mengakui dan menerima tanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita sendiri, kita dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita.
Penting juga untuk berbicara secara terbuka dengan seseorang yang cenderung berperilaku playing victim dan membantu mereka memahami konsekuensi dari perilaku tersebut.
Dukungan dari lingkungan terdekat dapat membantu individu tersebut meningkatkan kesadaran diri dan mengubah pola pikirnya menuju sikap yang lebih positif dan proaktif.***