Ini 3 Destinasi Longwis Kyoto yang Wajib Dikunjungi
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Lorong wisata Kyoto menjadi salah satu longwis di Makassar yang menarik untuk dikunjungi. Ada banyak destinasi unik di tempat ini.
Potensi yang ada di Lorong Wisata (Longwis) Kyoto pertama adanya makam Haji Bau dan Dg Tata, kedua ada Baruga Kaluarrang Sanggar Batara Gowa dan Destinasi Perahu Sungai Je'neberang.
Hal itu diungkapkan Dewan Lorong (Delor) Longwis Kyoto, Fitri Amelia kepada CELEBESMEDIA.ID, Jumat (2/12/2022).
"Itulah potensi yang ada di sini (Longwis Kyoto," katanya.
Makam Haji Bau dan Dg Tata merupakan salah satu situs sejarah di Makassar.
Haji Bau adalah anak dari Raja Gowa ke-32, I Kumala Karaeng Lembangparang Sultan Abdul Kadir Muhammad Aidid (1815-1893) dari perkawinannya dengan Daeng Meneq.
Sedangkan Daeng Tata yang merupakan cucu dari Haji Bau atau anak Haji Bau bernama Karaeng Tujuh, ayah dari Daeng Tata, tepat di samping makam Dg Tata ada juga makam istrinya yakni T. Dg De Nang.
Lalu destinasi yang kedua Sanggar Seni Kaluarrang. Di sanggar ini pengunjung dapat mempelajari beragam tarian tradisional Sulawesi Selatan.
Destinasi yang ketiga yakni Perahu Sungai Je'neberang. Pengunjung merasakan sensasi menelusuri sungai Je'neberang.
Fitri Amelia mengungkapkan, selain 3 destinasi tersebut, Longwis Kyoto juga mengembangkan berbagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Seperti nasi kuning, surabe, ayam geprek, abon lele dan pancake durian serta UMKM Furniture atau mebel," tuturnya.
Dirinya berharap adanya program unggulan Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto ini, masyarakat bisa diberdayakan.
Namun yang paling penting bagaimana masyarakat di Jl Dg Tata 3 Lorong 2 ini mampu menjaga program yang telah diberikan oleh pemerintah kota.
"Harapan sebagai lurah, saya meminta kepada warga untuk menjaga apa yang telah pemerintah berikan di lorong ini," pungkasnya.
Selain memiliki banyak tempat menarik, longwis ini juga indah. Longwis Kyoto dipenuhi berbagai mural yang identik dengan seni dan budaya adat Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ada mural Tari Paraga, Pakacapi, Raja Gowa ke-16 yakni Sultan Hasanuddin, Tari Ma'lino Perahu Phinisi dan yang paling unik adalah ada mural pecahan uang kertas Rp10 ribu yang menggambarkan perempuan sedang memperagakan Tari Pakarena.
Laporan: Darsil Yahya