Kronologi Kebakaran Pabrik Pokhpand, Ada Ledakan Sebelum Terbakar

PT Pokphand terbakar, Senin (1/4/2024) - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kebakaran pabrik pakan ayam PT Pokphand yang terletak di Kawasan Industri Makassar (KIMA), Jalan Kima 17, Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, diduga berawal dari sebuah ledakan di area produksi.

Lendakan tersebut terdengar sesaat sebelum kebakaran hebat terjadi. Berdasarkan keterangan Polrestabes Makassar yang diperoleh dari saksi, getaran ledakan tersebut bahkan sampai terasa saat sejumlah karyawan sedang berada di ruang meeting training.

Saksi mengatakan, saat ledakan tersebut terdengar, sontak seluruh karyawan yang berada di ruangan tersebut kaget dan lari untuk mengecek kejadian di sumber suara.

"Karyawan yang berada di ruang meeting saat itu kaget dan langsung berlarian untuk mengecek ruangan produksi di lantai 8 yang merupakan sumber suara ledakan berasal," demikian penjelasan keterangan tertulis Polrestabes Makassar yang diterima CELEBESMEDIA.ID, Senin (1/4/2024).

Saat saksi dan sejumlah karyawan yang melakukan pengecekan, mendapati lantai 8 mesin produksi PT Pokphand penuh dengan kepulan asap dan menemukan satu orang korban ledakan. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat (RSUP Tadjuddin Chalid dan RSUP Wahidin Sudirohusodo).

Selian itu berdasarkan keterangan saksi, juga terdapat 1 orang karyawan yang ditemukan didalam tong packing dan dikeluarkan melalui manhol di lantai 4 dan langsung diberikan pertolongan pertama berupa tabung oksigen.

Saksi dan sejumlah karyawan saat itu melakukan pengecekan di seluruh area produksi pabrik dan memastikan seluruh karyawan telah dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.

Sejumlah karyawan memadamkan api di area produksi menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Kobaran api pun berhasil ditaklukan pada pukul 14.30 WITA oleh sejumlah karyawan menggunakan APAR.

Sebelumnya diberitakan, akibat dari kebakaran hebat tersebut menyebabkan 1 orang tewas dan 14 lainnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan 1 unit ambulance dan 3 unit mobil operasional.

Laporan: Riski