Deklarasi G20, Kutuk Perang, Pemulihan Ekonomi sampai Upaya Atasi Pandemi

Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya pada pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11) - (foto by ANTARA)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Presiden Joko Widodo menegaskan deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 atau KTT G20 telah disahkan.

Mayoritas anggota menyepakati rancangan deklarasi yang diusulkan dalam Presidensi. Di antaranya menyatakan, sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina.

Anggota juga menekankan bahwa perang ini menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa. "Serta memperburuk situasi ekonomi global yang sedang rapuh," demikian salah satu poin dalam Leader's Declaration ini.

"Hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan Deklarasi G20 Presidensi Indonesia di Bali. Ini adalah deklarasi pertama yang diwujudkan sejak Februari 2022," ujar Jokowi di The Apurva, Bali, 16 November 2022. 

Dokumen Deklarasi Pemimpin berisi 1.186 halaman, memuat 52 poin utama dari sikap pemimpin G20 dalam pertemuan dua hari terakhir.

Leader's Declaration ini juga sepakat dengan pentingnya penegakan hukum internasional dan sistem multilateral. "Yang menjaga perdamaian dan stabilitas."

Pada akhirnya, para pemimpin G20 menyambut baik hasil dari berbagai kelompok kerja G20 dan pertemuan tingkat menteri.

"Kami menghargai dan berterima kasih kepada Indonesia atas kepresidenannya dan berhasil menjadi tuan rumah G20 Bali," demikian bunyi poin dalam Leaders' Declaration ini. 

Jokowi mengatakan Presidensi G20 Indonesia menghargai fleksibilitas negara-negara anggota sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan. Sebab sebelumnya, KTT G20 berlangsung saat kondisi geopolitik dunia memanas.

"Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global," berikut bunyi deklarasi.

Di sektor pangan, negara-negara anggota juga setuju untuk tidak melarang atau membatasi ekspor produk pangan dan pupuk. Kesepakatan ini sebagai tindak lanjut atas keprihatinan negara-negara G20 terhadap krisis pangan yang terjadi akibat gejolak geopolitik.  

"Kami menegaskan kembali perlunya memperbarui pertanian global, aturan perdagangan, dan memfasilitasi perdagangan produk pertanian dan makanan. Serta, pentingnya tidak memberlakukan larangan atau pembatasan ekspor pangan dan pupuk dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan WTO,"

Selain itu, KTT G20 berkomitmen untuk memastikan pasokan pangan yang berkelanjutan, menjaga akses terhadap sumber makanan lokal, serta memastikan ketersediaan pupuk. Upaya ini dilakukan terutama untuk mendukung negara yang menghadapi kerentanan ekonomi. 

Pada sisi lain, Presiden Jokowi juga berterima kasih kepada anggota G20 yang telah menunjukkan supportnya, sehingga seluruh rangkaian agenda dan kegiatan di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Selain berterima kasih atas support seluruh negara anggota G20 kepada Indonesia, Presiden Jokowi juga meminta kembali support seluruh anggota kepada India yang akan memimpin Presidensi G20 tahun 2023.