Makna Pelepasan Burung Pipit dan Ikan Lele Dalam Perayaan Imlek

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, banyak tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa yang merayakannya, salah satunya adalah menerbangkan burung pipit.
Tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini meskipun perkembangan zaman sudah banyak membuat tradisi lama terlupakan. Salah seorang yang masih melakukannya yakni Jia Li, warga etnis Tionghoa yang tinggal di Jalan Sangir, Makassar.
Menurutnya, pelepasan burung-burung pipit saat Hari Raya Imlek dipercayai bisa memperpanjang umur dan membuang sial. Ritual ini dimaksudkan untuk meminta keselamatan dalam menyambut tahun baru.
“Jadi melepas burung pipit itu maknanya untuk mendapat hal baik, agar bisa panjang umur dan buang sial. Ini sudah jadi tradisi kami tiap tahunnya,” kata Jia Li saat ditemui CELEBESMEDIA.ID usai berdoa di Klenteng Xian Ma, Kamis (16/1/2020).
Warga Tionghoa berusia 50 tahun ini menjelaskan jika jumlah burung yang dilepaskan pun tidak sembarangan. Ada perhitungan tersendiri yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa.
“Jadi seperti saya ini umur 50 tahun jadi beli 50 ekor burung pipit ditambah 1 jadi 51,” terangnya.
Binatang pun yang dilepaskan rupanya tidak mesti burung pipit. Pemilihan jenis binatang yang dilepaskan sebenarnya disesuaikan dengan kondisi lokasinya.
“Jadi tidak mesti burung pipit karena ikan lele juga bagus. Mereka yang tinggal di dekat laut, bisa melepaskan anak penyu. Sementara yang berdekatan dengan sungai, bisa melepaskan ikan-ikan,” ujarnya.
Jia Li menyebut jika tradisi ini juga adalah sebagai simbol melepaskan kesengsaraan manusia di dunia.
”Ya kan harapannya supaya manusia tidak bernasib sama
seperti burung pipit dan lele, nasibnya tidak dikurung namun dilepas ke alam
bebas,” tutupnya.