Kota Makan Enak, Makassar Hadirkan Kuliner Khas hingga Mancanegara
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Walikota Makassar Moh Ramdhan
Pomanto mengungkapkan branding "Makassar Kota Makan Enak" merupakan
perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Arahan Presiden Jokowi ini disampaikan saat seluruh Kepala
Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia menggelar rapat
koordinasi (Rakor) di Bogor pada Januari lalu.
"Saat rakor diminta semua daerah untuk membuat
branding-branding produktif.
Setelah kami berunding dengan teman-teman akhirnya kami
menemukan sebuah branding yang memang sudah menjadi perform kita yaitu
"Kota Makan Enak", ucapnya saat kunjungan pimpinan Celebes Media
group bertemu walikota makassar di kediamannya, Senin (13/2/2023).
Walikota yang akrab disapa Danny ini mengaku punya alasan
tersendiri kenapa memberikan branding "Makassar Kota Makan Enak"
ketimbang memberikan branding "City Kuliner".
Menurutnya, jika memakai branding "City Kuliner"
itu baru sebatas display saja. Sedangkan "Makassar Kota Makan Enak"
sudah pasti memberikan pajak kepada
Pemerintah sebesar 10 persen.
"Artinya tidak lain adalah menaikkan juga income
(penghasilan) kota termasuk pelibatan UMKM dan pelibatan lorong-lorong wisata
jadi terintegrasi semua dengan lorong wisata dimana kita memang inginkan lorong
wisata itu menjadi lorong makan enak," tuturnya.
Olehnya itu, Danny mengaku branding "Makassar Kota
Makan Enak" saat ini menjadi fokus Pemkot Makassar. Sebab Danny yakin
hanya Makassar satu-satunya di dunia ini yang menyiapkan makanan enak 24 jam
nonstop.
"Saya berani mengklaim itu karena saya sudah mendatangi
hampir seluruh dunia makanya kota makan enak harus menjadi fokus kita
sama-sama," tukasnya.
Untuk menyukseskan branding tersebut, Walikota dua periode
ini telah meminta seluruh jajarannya mulai dari tingkat kelurahan untuk
mengeksplore makanan-makanan yang belum teregistrasi.
"Ternyata ada makanan khas seperti di Pulau Lakkang,
dan beberapa Pulau di Makassar, misalnya sop teripang, itu enak sekali dan
makanan di beberapa wilayah yang tidak terdeteksi kita masukkan semua,"
ungkapnya.
Bukan hanya makanan tradisonal Makassar dan Pulau Sulawesi
saja, tapi juga makanan dari beberbagi belahan dunia misalnya makanan India
atau malabar dan makanan arab.
"Bukan hanya makanan halal tapi non halal juga ada, itu
khusus bagi saudara-saudara kita yang non muslim jadi kita betul-betul fokus
soal itu. Halal dan non halal itu nanti jelas terpisah tempatnya,"
tutupnya.
Laporan : Darsil Yahya