Pilu, Ini Curhat Suami IRT Bunuh Diri di Pinrang
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Abd Samad masih menahan pilu atas peristiwa bunuh diri istrinya, B (37) yang gantung diri dan meminum racun 19 September.
Warga Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang ini belum mempercayai apa yang terjadi pada mendiang istrinya.
Sambil menangis sesenggukan, Abd Samad kembali memamdangi rumahnya yang seluas 7x11 meter telah dipasangi garis polisi.
Di rumah inilah Abd Samad bersama mendiang istri dan empat anaknya telah bersama kurang lebih tiga tahun.
Tangis seketika pecah saat masuk di ruang keluarga dan kembali membayangkan kedua anaknya yang tergeletak tidak bernafas serta istrinya yang gantung diri.
"Almarhumah istri, malamnya sempatja na tanya bilang bagus kalau pagi-pagi pergi menagih uang, kalau siang nanti panaski, jadi besoknya itu sekitar jam 8 pagi, saya kasih makan bebekku baru saya susun telur di rak, na panggil ka lagi, na suruh pergi karena kalau siang nanti keluarki itu orang, terus na suruh ka hati-hati," pungkasnya.
Samad juga mengungkapkan sebelum berangkat ia menyampaikan kepada almarhumab soal nominal uang yang ia tagih. Ia menanyakan bagaimana kalau pihak yang bersangkutan itu tidak mencukupi uangnya, namun mendiang istrinya mengingatkan bahwa ambil saja beberapa pun nominalnya.
"Waktu saya berangkat sempat almarhum kasih ka handphonenya untuk menunggu kabar darinya, tapi tidak pernah ka juga na hubungi, pas pulang ka terkunci semua pintu. Saya intip di jendela kulihat ki istriku pakaiannya, terus ke samping ka, berteriak tidak ada yang gubris saya dobrak itu pintu belakang, sampai rusak pintu, pas masuk saya lihat itu anakku dua orang tergeletak di ruang tengah dan istri ku na gantung dirinya " tambahnya.
Lebih jauh ia bercerita, sejak menikah dari tahun 2002 berbagai dinamika kehidupan telah dilalui bersama. Namun keputusan mengakhiri hidupnya bersama kedua anaknya merupakan hal yang tidak terduga. Meski sebelumnya almarhum pernah curhat mengenai pinjaman di bank yang sampai mencapai ratusan juta rupiah.
"Pernah ji cerita soal pinjaman uang di bank yang nominalnya kurang lebih 150 juta, belum lagi cicilan motor, pinjaman sama orang, itumi semua mi na pikir. Apalagi hasil dari berternak bebek sangat kurang," ujarnya.
Terkait ratusan juta uang yang dipinjam di bank menurut, Samad akan menambah bangunan untuk fasilitas kandang bebek peliharaannya. Namun tidak sampai membeli bebek. Uang tersebut berkurang, karena membayar utang lainya, sedangkan harga bebek mahal.
"Tahun 2021, saya ambil uang di bank dengan jaminan surat tanah, untuk memperluas kandang bebekku, cuman karena menipis uang, tidak sempat ma tambahki tu ternak bebekku, malah saya jual sedikit -sedikit untuk bayar utang lainya," tegasnya.
Pria yang bekerja sebagai petani dan peternak bebek tersebut juga bercerita beberapa hari sebelum kematian Almarhumah, ia sempat meminta untuk dibuatkan lahan kebun di belakang rumah dengan ditanami sayuran.
"Sempat ji cerita sama saya untuk dibuatkan lahan kebun, minta untuk digalikan tanah kemudian ditanami sayuran, ternyata ia yang ditanam" tutupnya, sambil terisak-isak.
Laporan: Ardi Jaho