69 Persen Pengidap HIV AIDS di Sulsel Masih Usia Produktif

Ilustrasi - (int)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penemuan kasus baru HIV di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan sejak dua tahun terakhir. Angkanya cukup signifikan.

Merujuk data Komisi Penanggulan AIDS Provinsi (KPAP), kasus HIV di Sulsel selama 2021 mencapai 1.490 kasus dan AIDS berada pada posisi 391.

"Sementara di 2022, kasus HIV itu mencapai 1562 kasus dengan 275 sampai pada AIDS," kata Sekretaris KPA Sulsel, Muharram Sahude dalam siaran resminya, Kamis (22/12/2022).

Jika melihat pergerakan kasusnya, artinya terjadi peningkatan 72 kasus HIV antara 2021 hingga 2022. Namun, dilain sisi terjadi penurunan angka pengidap HIV menjadi AIDS, yaitu turun 116 kasus.

"Artinya apa, kinerja kita untuk mendeteksi dan menemukan kasus baru bagus. Karena ini kan fenomena gunung es, di atas terlihat, di bawah tidak," tambah Muharram.

Tingginya penemuan kasus baru bukan berarti menunjukan kondisi yang buruk. Justru, angka itu memudahkan untuk penyaluran obat Anti Retro Viral (ARV) sehingga penularan bisa ditekan.

"Indikator lainnya, kita punya kinerja bagus. Kita bisa lihat dari data menurunnya AIDS. Artinya, kalau AIDS turun, itu berarti harapan hidup lebih baik dan potensi penularan kian kecil," sambungnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, dr. Rosmini Pandin menyebut, tingginya angka Orang dengan HIV (ODHIV) membuat Sulsel menempati posisi ketujuh di Indonesia.

"Tertinggi itu di Makassar 11.499 kasus, kemudian Palopo 619 kasus, Jeneponto 535 kasus, Parepare 488, Bone 436 dan Wajo 289," jelas Rosmini.

Sementara daerah dengan kasus terendah di Sulsel yaitu Kabupaten Enrekang 33 Kasus, Barru 37 kasus, Takalar 68 kasus, Bantaeng 75 kasus dan Luwu Utara 77 kasus.

Secara kumulatif, perkembangan kasus HIV di Sulsel sejak 2005 hingga 2022 mencapai 16.428 dan 5.940 AIDS.

"Tak satupun daerah di Sulsel yang tak memiliki kasus HIV/AIDS. Meski demikian, upaya penanggulangan kini terus dilakukan guna menekan penularannya," tutur Rosmini.

Berdasarkan data yang ada, jumlah penderita didominasi usia produktif dengan rentang usia 25 - 49 tahun 69 persen. Menyusul usia remaja antara 15 - 24 tahun 24 persen, usia 50 tahun 4 persen dan di bawah 15 tahun 3 persen.

"Berdasarkan jenis kelamin, penderita didominasi laki-laki 76 persen. Perempuan 24 persen," tambah Rosmini.

Sementara faktor risiko penularan didominasi Lelakis Seks Lelaki (LSL) 30 persen, pasien TB 12 persen, pasangan risti 9,5 persen, waria 4 persen, ibu hamil 3,2 persen dan wanita penjaja seks 3 persen.

Tags : AIDS HIV HIV/AIDS