Pegawai Bank di Makassar Diduga Terlibat Jaringan Penggelapan Dana di Ambon, BNI: Pelaku Bertindak Secara Pribadi

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Tim penyidik Polri menemukan titik terang pelaku penggelapan dana bank oleh sindikat di Ambon.

Temuan Polri menunjukkan bahwa jaringan pelaku diduga terkait dengan salah satu pegawai bank di Makassar, atas nama TI, yang bertindak secara pribadi sebagai penerima aliran dana dan diduga memperoleh keuntungan dari sindikat.

“Yang bersangkutan diduga terlibat dalam jaringan pelaku penggelapan dana bank, dalam kapasitasnya sebagai investor dan sebagai penerima aliran dana yang diduga memperoleh keuntungan dari sindikat penggelapan dana,” ujar Corporate Secretary BNI, Meiliana, di Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Dalam keterangannya, BNI mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh pihak berwajib dalam mengungkapkan kasus penggelapan dana ini secara tuntas. Penuntasan kasus ini diharapkan dapat membantu BNI dalam mengupayakan pengembalian dana bank yang disalahgunakan oleh sindikat ini.

Kinerja pihak penyidik Polri dalam mengungkap kasus penggelapan dana masyarakat di Ambon oleh sindikat patut mendapatkan apresiasi. Perkembangan penyelidikan Polri tersebut menunjukkan bahwa laporan kasus yang disampaikan oleh BNI pada bulan Oktober 2019 telah ditindaklanjuti dan semoga dapat terus mengungkap penerima aliran dana yang lain.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kasus Ambon ini semakin mendekati kearah pengungkapannya. BNI yang juga menjadi korban dalam kasus ini sangat mengharapkan penuntasannya agar proses pengembalian dana yang digelapkan para anggota sindikat pelaku dapat segera terealisasi secara penuh.

Seperti diketahui, Kasus Ambon ini terungkap berkat hasil investigasi internal yang dilakukan oleh BNI pada tahun 2019 lalu. Investigasi internal ini menyimpulkan adanya kejanggalan transaksi transfer dana yang tidak disertai oleh dana riil nya. Transfer ini diduga dilakukan atas perintah salah satu tersangka dalam kasus ini, yaitu FY.

Nilai transaksi transfer tanpa dana riil ini mencapai Rp 58,95 miliar, dan dicatat sebagai kerugian yang berpotensi dialami BNI.

Bank terus bekerjasama dengan pihak berwajib untuk mengumpulkan sumber-sumber pengembalian dana yang akan memperkecil potensi kerugian tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengamankan harta benda para anggota sindikat. BNI juga berharap dana masyarakat yang digelapkan oleh anggota sindikat dapat dikembalikan oleh para pelaku.

BNI menegaskan bahwa dana nasabah tetap aman. Nasabah dan masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap bertransaksi di BNI. Peristiwa yang terjadi di Ambon merupakan perbuatan oknum dalam sebuah sindikat, sehingga tidak dapat mempengaruhi kondisi BNI secara umum.

Nasabah dan masyarakat umum tidak perlu khawatir untuk tetap bertransaksi dan menyimpan dananya di BNI.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi sebab nasabah tidak perlu khawatir dengan BNI, yaitu Pertama, Operasional layanan perbankan di BNI tetap berjalan normal, termasuk di seluruh outlet yang berada di bawah koordinasi Kantor Cabang Utama Ambon. Kedua, kepercayaan sebagian besar nasabah tetap terjaga dibuktikan jumlah transaksi masuk (menabung) lebih besar dibandingkan jumlah transaksi keluar.

Ketiga, BNI tetap berkomitmen menjaga ketersediaan uang tunai yang dapat digunakan masyarakat melalui berbagai channel, termasuk mesin ATM selama 24 jam sehari 7 hari seminggu.

"Pelanggaran yang terjadi di Ambon adalah kasus yang memiliki dampak minimal terhadap operasional dan ketersediaan dana di BNI. Kasus ini sudah dalam proses penyelidikan pihak kepolisian sehingga diharapkan dapat mempercepat proses pengungkapannya," ujar Meiliana, Minggu (9/2/2020) lalu.(*)