RSUD Labuang Baji Bantah Dugaan Malapraktik Sebabkan Bayi Tewas
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, Makassar angkat suara terkait malapraktik yang sebabkan bayi AF tewas.
Zainuddin Unit Penggaduan RSUD Labuang Baji mengatakan AF datang ke RS sudah dalam keadaan lemah pada Senin (27/2/2023).
Saat tiba, kata Zainuddin, AF langsung mendapatkan penanganan baik itu di IGD hingga ke ruang perawatan.
"Penanganan yang dilakukan oleh dokter sudah sesuai dengan SOP yang ada di RS Labuang Baji," ucapnya kepada CELEBESMEDIA.ID yang ditemui Rabu (1/3/2023).
Zainuddin menegaskan bahwa berita yang beredar terkait adanya malapraktik itu tidak benar.
"Kami mengklarifikasi bahwa berita-berita yang beredar itu tidak benar (adanya dugaan malapraktik)," ujarnya.
Keluarga korban, kata Zainuddin juga sudah mendapatkan edukasi dari dokter yang menangani jika hal itu bukan kelalaian tim medis dari RSUD Labuang Baji.
"Insya Allah keluarga juga mengatakan sudah ikhlas," bebernya.
Sementara Ketua Komite Medik RS Labuang Baji Makassar, dr Ummuh Atiah menceritakan korban merupakan pasien rujuan dari RS Pertiwi Makassar.
Saat dirujuk AF mengalami anemia berat atau Hemoglobin (HB) hanya 6 dan mengidap penyakit semacam sumbatan pada usus bagian bawah.
"Pada saat itu di UGD sudah memberikan pelayanan, memeriksa darahnya, kemudian dilaporkan ke dokter ahli. Kemudian dokter ahli datang melihat pasien tersebut," jelasnya.
Setelah pemeriksaan, kondisi bayi AF semakin menurun dengan HB hanya 5. Pada saat bersamaan darah putih bayi asal Jeneponto, Sulawesi Selatan ini semakin meningkat yang menandakan ada infeksi.
"Sudah ditransfusi (darah). Kami tim dari UGD follow up terus untuk persiapan operasi," tandasnya.
Akibat kondisi bayi terus menurun, akhirnya dipindahkan ke ruang PICU. Diduga saat dipindahkan dari UGD ke ruang PICU, bayi tersebut mengalami pendarahan.
"Memang dari UGD sudah tidak ada pendarahan. Nanti pendarahannya banyak saat di PICU. Saya tidak tahu berapa cc itu pendarahannya," bebernya.
Ummuh meragukan lumuran darah seperti yang ada di foto akibat salah suntikan. Ia mengaku pada saat itu terpasang transfusi darah dan juga infus.
"Katanya sih dari tempat suntikan yang dibilang salah suntik. Tapi kalau dipikir, kenapa bukan ditempat infusnya juga. Ada di situ transfusi darah," sebutnya.
Dia menyebut bayi tersebut sudah mendapatkan transfusi darah satu kantong. Hanya saja, nyawa bayi tersebut tidak tertolong.
"Sejak diagnosis awal dikatakan bahwa ada sumbatan pada usus bawahnya. Kemudian ada anemis (HB rendah)," tegasnya.
Ia membantah adanya tindak malapraktik dilakukan tenaga medis yang menangani bayi tersebut. Ia menyebut apa yang dilakukan dokter dan perawat sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
"Karena perawat dan dokter sudah melakukan follow up jam 2 dan 3 malam. Ada komunikasinya antara perawat dan dokternya," sebutnya.
Ummuh curiga bayi tersebut meninggal dunia akibat adanya gangguan lain. Ia mengaku diagnosis sumbatan usus bawah dan anemia berasal dari RS Pertiwi.
"Kita curiga ada gangguan yang lain pada anak ini. Karena riwayat anak tersebut kita tidak tahu karena (rujukan) dari RS Pertiwi," pungkasnya.
Laporan : Darsil Yahya