Waduk Nipa-nipa Kategori Awas, Bendungan Bili-bili Masih Normal
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kondisi sejumlah bendungan dan kolam regulasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini sudah ada yang memasuki status awas.
Artinya, warga diharapkan untuk mulai waspada terhadap dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh melimpasnya air bendungan atau kolam regulasi karena dapat menimbulkan bencana banjir yang dahsyat.
Saat ini, waduk Nipa-nipa memasuki status awas, berdasarkan laporan dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ), Air sungai di waduk telah melimpas ke spillway atau bangunan pelimpah.
Tampungan kolam saat ini mencapai 3.70 juta meter kubik. Berada di atas tampungan normal sebesar 2.74 juta meter kubik. Selain itu, catatan saat ini waduk Nipa-nipa berada pada elevasi +6.80 meter. Sementara sungai pada elevasi +6.81 meter dan top spillway pada elevasi +5.61 meter.
Kemudian selisih antara sungai dan kolam +0.01 meter. Lalu selisih top spillway dan sungai +1.20 meter.
Untuk diketahui kolam Waduk Nipa-nipa terbagi menjadi 3 kategori, yakni waspada, siaga, dan awas. Elevasi waspada dengan ketinggian 5,61 meter, elevasi siaga pada 6,53 meter, dan elevasi awas pada 6,58 meter.
Sementara itu untuk Bendungan Bili-bili saat ini terpantau normal, elevasi saat ini masih berada pada angka 96.82 mdpl (vol= 203.395 juta meter kubik), berada di bawah angka normal.
"Untuk sekarang yah masih normal, tapi juga kita sudah harus waspada, karena kan hujan juga tinggi curah nya, pintu pembuangan air juga sementara kita buka sedikit, supaya tidak terlalu banyak tampungannya, jadi kita buang sedikit, tapi masih aman lah," ujar pengelola bendungan Bili-bili kepada Celebesmedia.id, Senin (23/12).
Untuk Bendungan Bili-bili sendiri terbagi menjadi 4 kategori, yakni Normal, waspada, siaga, dan awas. Elevasi normal berada di angka 99.50 mdpl (vol= 272.703 juta meter kubik), elevasi waspada 101.70 mdpl (vol= 295.049 juta meter kubik), elevasi siaga 102.60 mdpl (vol= 310.345 juta meter kubik), dan elevasi awas 103.30 mdpl (vol= 322.516 juta meter kubik).
Laporan: Riski