Pisang Epe, Kuliner Malam Khas Makassar yang Ramai Diburu Pelancong

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Berbicara soal Kota Makassar tentu tak pernah lepas dari kuliner khasnya yang menggugah selera bagi siapapun yang menyambangi Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan ini.
Ragam kuliner tradisional khas Makassar dapat ditemui di Kota Anging Mammiri ini, mulai dari pisang epe, coto makassar, pallubasa dan konro
Menariknya, seakan 24 jam Makassar yang berjuluk Kota Makan Enak ini tak pernah sepi dari jajanan kuliner khas.
Kudapan mau pun makanan berat khas Makassar tidak hanya dijajan saat pagi. Bahkan ada kuliner yang memang hanya dijual saat malam hari, salah satunya pisang epe.
Pisang Epe adalah camilan khas Makassar yang terbuat dari pisang kepok yang dibakar, dijepit, dan disajikan dengan saus gula merah atau varian rasa lainnya. Jajanan ini dikenal karena tekstur lembut, rasa manis, dan aroma khas pisang bakar yang menggoda.
Kuliner khas Makassar ini marak dijual di kawasan Anjungan Pantai Losari. Biasanya para pelancong menjadikan pisang epe sebagai salah satu kuliner yang wajib dicoba jika berwisata di Makassar.
Salah seorang pedagang Pisang Epe, Harianti, ia mengungkapkan bahwa minat masyarakat untuk mencicipi kuliner pisang epe ini memang tidak pernah surut, bahkan dalam 12 jam Harianti mengaku mampu menjajakan Pisang Epe hingga 250 sisir pisang.
Untuk menikmati pisang epe, cukup merogoh kocek dari Rp10.000 hingga Rp20.000 saja Perporsi nya.
" Iyye selalu ramai kalau pisang epe kalau di tempat ku, kalau hari biasa itu 200 sisir pisang bisa habis, kalau hari libur seperti hari minggu itu bisa habis 250 sisir pisang, kita jualan dari jam 3 sore sama jam 3 subuh, "ujar Harianti.
Pisang yang digunakan untuk membuat kuliner yang satu ini pun tidak sembarangan. Kata Harianti harus menggunakan pisang kepok atau pisang sang Raja, ia mengungkapkan tidak semua pisang cocok untuk dibuat menjadi Pisang Epe, dan dapat mempengaruhi rasa.
" Untuk buat pisang epe, itu tidak sembarangan pisang dipakai buat, karena kita cuma pakai pisang kepok, kalau pisang yang lain tidak cocok, " Ujarnya.
Pisang epe mulai populer di kalangan masyarakat pada 1970-an, ketika pantai Losari baru menjadi ikon kota Makassar dan banyak PKL bermunculan.
Pemerintah pun terus mempercantik kawasan itu, hingga berkembang menjadi pusat aktivitas warga sekaligus tempat menikmati matahari terbenam.
Malam hari begitu indah sambil memandang gugusan Kepulauan Sangkarang atau Spermonde. Seiring waktu, Makassar pun identik dengan pantai Losari dan pisang epe.
Tidak ada catatan sejarah yang mengungkap waktu pertama kali masyarakat Makassar mengenal dan mengolah pisang epe sebagai kuliner tradisional.
Namun, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI menulis, pisang epe diduga menjadi santapan para bangsawan Kerajaan Gowa Tallo pada abad ke-16—19.
Laporan: Riski