Mengenal Pasar Butung, Pusat Grosir Tertua Berusia 105 Tahun
CELEBESMEDIA.COM, Makassar- Jalan-jalan ke Kota Makassar tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Pasar Butung.
Sekilas pasar ini tampak seperti pusat perbelanjaan pada umumnya, menjual berbagai macam pakaian dan aksesoris. Namun siapa sangka jika pasar ini merupakan pusat grosir tertua dan terbesar di Indonesia Timur. Di tahun 2022 ini, usia pasar tersebut telah genap 105 tahun.
"Pasar ini pusat grosir terbesar di Indonesia Timur di masanya. Pasar Butung ini dibagun sejak tahun 1917," kata Baharuddin, Pengelolah Pasar Butung.
Pasar Butung dulunya bernama “Passer Boetoeng”. Dinamakan demikian karena dulu penduduknya didominasi orang Buton. Penyebutan nama "Boetoeng" kemudian menjadi kata "Butung".
“Konon ya karena dulu penduduknya itu di dominasi orang asal Buton yang merupakan imbas hasil kesepakatan perjanjian Bungaya tahun 1660-an,” jelasnya.
Dalam catatan sejarah, dulu pasar ini merupakan pasar tradisional yang menjual hasil.kebun warga, mulai dari sayur-mayur, buah-buahan dan kebutuhan lainnya.
Dulu di pasar ini juga ada terminal stasiun kereta api, rutenya menghubungkan pelabuhan Makassar, Sungguminasa sampai ke kota Takalar.
Pasar ini dirintis oleh calon Wali Kota Makassar pertama yang berkebangsaan Belanda bernama J.E. Dambrink. Ia juga yang merintis peraturan zonasi 'Bouw en Woonverordening voor de Gemeente Makassar' serta membangun gedung sekolah, rumah ibadah dan gedung DKM (Dewan Kesenian Makassar).
Seiring zaman, pasar ini pun turut bersolek. Meski menyandang sebagai pusat grosir tertua, namun bangunannya tampak kokoh dan megah setelah mengalami beberapa kali renovasi. Tidak ada menyisakan kesan jika pasar itu merupakan pasar yang dibangun ratusan tahun lalu.
Ada pagar besi yang mengelilingi bangunan Pasar Butung. Tempat parkir kendaraannya pun dibuat bertingkat. Modernisasi juga telah menyentuh pasar ini yang telah lama dilengkapi eskalator.
(Foto Pasar Butung tempo dulu yang dipajang di pelataran Pasar Butung -Irna/Quiny)
Laporan: Irnawati La Dungi-Quiny Fatimah Amin UMI)