Menkeu Pakai Baju Adat Bugis-Makassar di Upacara HORI ke-76
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Ada yang menarik dalam upacara peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) ke-76 Tahun 2022 yang dipusatkan di Jakarta.
Dalam upacara HORI ke-76 yang digelar di halaman kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengenakan baju adat Bugis-Makassar.
"Hari ini giliran baju Bugis Makassar. Betapa indah dan kayanya budaya Indonesia," bunyi caption foto @smindrawati di Instagram, Senin (31/10/2022).
Dalam foto yang diunggah, tampak Sri Mulyani mengenakan baju bodo berwarna merah lengkap dengan aksesorisnya.
Sedangkan sang suami Sonny Sumartono memakai jas tutup berwarna hitam dipadukan dengan Lipa' Sabbe dan Songkok Recca.
Dalam upacara HORI ke-76, Sri Mulyani menegaskan kebijakan fiskal dan keuangan negara harus selalu adaptif, responsif, fleksibel, akuntabel, transparan, dan memiliki tata kelola yang baik agar mampu menghadapi berbagai tantangan.
“Itu menjadi kunci untuk terus menjaga masyarakat, perekonomian Indonesia dan keuangan,” katanya, seperti diberitakan ANTARA.
Sri Mulyani menyatakan sejauh ini Indonesia telah mampu bertahan dari beragam tantangan mulai dari gejolak keuangan pada 1997-1998, naik turunnya harga komoditas hingga gejolak krisis global 2008-2009.
Selain itu Indonesia juga telah berhasil memulihkan diri dari krisis pandemi Covid-19 yang telah menimpa selama hampir tiga tahun, sedangkan saat ini sedang diuji dengan kondisi geopolitik global yang tidak menentu.
Ia mengingatkan setiap tantangan memiliki pola yang berubah dalam menghadapinya sehingga kebijakan fiskal dan keuangan negara harus adaptif, responsif dan fleksibel agar mampu menyesuaikan diri.
Terlebih lagi, bayang-bayang resesi global pada tahun depan hingga krisis climate change atau perubahan iklim turut menimpa Indonesia sehingga kebijakan fiskal dan keuangan negara harus tanggap.
“Ini bukan sebuah tantangan yang mudah, polanya berubah,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Oleh sebab itu Sri Mulyani menuturkan Kementerian Keuangan dan keuangan (Kemenkeu) negara harus menjadi instrumen yang mampu memberikan jawaban dan solusi atas berbagai tantangan.
“Tidak boleh Kemenkeu menjadi sumber masalah. Sinergi dan kolaborasi antar-unit serta kompetensi kita harus terus diasah,” tegasnya.