Pelamar CPNS Makassar Membludak, Ini Alasan dan Solusinya

Ilustrasi - (int)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Hingga penutupan pendaftaran, pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil untuk Kota Makassar mencapai 18 ribu orang. Padahal, kuotanya hanya 526 formasi.

Itu berarti pendaftar mencapai 34 kali lipat dari kuota yang tersedia. Itu juga menunjukkan persaingan yang ketat.

Jika diratakan saja, setiap satu formasi akan diperebutkan oleh 34 orang atau 34 orang memperebutkan satu kursi.

Tentu saja gambaran persaingan akan sangat ditentukan seberapa jumlah pelamar untuk masing-masing formasi dibandingkan kuota yang tersedia untuk formasi tersebut.

Untuk penerimaan CPNS tahun ini, Pemkot Makassar mendapat kuota 526 formasi untuk guru, kesehatan dan tenaga teknis.

Formasi tenaga guru 397 dengan pelamar 7.130. Tenaga kesehatan 36 formasi dengan 2.911 pelamar. Tenaga teknis 93 formasi, sedangkan pelamarnya 7.985.

Masa pendaftaran CPNS untuk seluruh formasi di lingkup Pemkot Makassar berakhir pada pukul 17.15 WITA, Senin (27/11/2019) sore. Kepala Bidang Pengadaan dan Informasi Kepegawaian BKPSDM Makassar, Abdul Kadir Masri sebagaimana dikutip CELEBESMEDIA.ID, mengatakan dari total lamaran yang masuk, didominasi pelamar untuk formasi guru agama dan guru PGSD.

“Sementara itu, formasi dengan peminat paling rendah yakni formasi statistisi dan penyandang disabilitas. Khusus penyandang disabilitas, dari total 10 posisi yang tersedia, hanya ada empat lamaran yang masuk hingga dua jam sebelum pendaftaran ditutup,” ungkap Masri.

Sebelumnya, masa pendaftaran CPNS untuk seluruh formasi di Pemkot Makassar ditutup pertanggal 24 November 2019, namun diperpanjang oleh pemerintah pusat lantaran masih ada beberapa formasi yang minim peminat.

Menurut catatan CELEBESMEDIA.ID, setiap kali pendaftaran CPNS maupun job fair di Makassar, jumlah pelamar selalu membludak.

Hal itu terjadi, antara lain karena lapangan pekerjaan yang masih terbatas menyerap jumlah angkatan kerja. Di samping itu, pegawai negeri masih dianggap sebagai pekerjaan favorit dan bergengsi di tengah sulitnya lapangan kerja di sektor swasta.

Memasuki lapangan kerja sektor informal, juga tidak mudah. Kendalanya adalah modal kerja, pengetahuan manajerial dan sebagainya.

Itulah sebabnya mengapa penting pemerintah mendorong tumbuhnya kewirausahaan, supaya masyarakat terutama generasi muda, angkatan kerja, mampu menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan orang lain.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik, angkatan kerja di Kota Makassar tahun 2018, sebanyak 671.044 orang, bertambah 57.722 orang dari tahun sebelumnya.

Dari total angkatan kerja di Makassar tersebut, masih menurut BPS, sebanyak 589.221 orang sudah mendapatkan pekerjaan, sementara yang belum mendapat pekerjaan mencapai 81.823 orang. Jumlah ini menunjukkan peningkatan 16.869 orang dari 64.954 orang tahun 2017.

Angka tersebut mengindikasikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) kota Makassar naik dari 9,97 persen tahun 2012, menjadi 12,19 persen enam tahun kemudian (2018). Angka tersebut menjadikan kota Makassar sebagai daerah dengan jumlah pengangguran dan TPT paling tinggi di Sulawesi Selatan.

Nah, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Sulawesi Selatan pada Agustus 2019 sebanyak 6.407.285 orang. Dari jumlah tersebut, penduduk yang tergolong angkatan kerja  mencapai 4.030.400 orang, naik 42.371 orang dibanding Agustus 2018.

Angkatan kerja terdiri dari penduduk bekerja (3.830.096 orang) dan pengangguran (200.304 orang).