CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Modernisasi mulai menggerus keberadaan pasar tradisional. Sudah menjadi pemandangan lumrah pasar tradisional yang sepi pembeli saat ini. 

Kondisi ini juga terjadi di Pasar Pa'baeng-baeng. Pedagang di pasar ini mengeluhkan pendapatan mereka yang kian merosot akibat kurangnya pembeli.

Salah satu pedagang di Pasar Pa'baeng-baeng, Hj Salma mengatakan suasana pasar saat sepi dan lengang. Padahal biasa ramai pembeli utamanya saat hari kerja. Banyak orang yang mulai beralih ke pasar - pasar online.

" Iye sepi, dari tadi pagi kita jualan, ini baru Rp20.000 saya dapat. Padahal saya jualan campuran di sini. Tidak laku sama sekali, dan saya tiap hari jualan di sini. Kadang sehari tidak dapat pembeli, padahal kita butuh makan juga," ujar Salma kepada CELEBESMEDIA, Jumat (27/9).

Penyebab sepinya pembeli, kata Salma karena banyak orang yang berlanja online walaupun pembeli belum bisa membedakan barang yang dipesan dengan produk yang diterima konsumen.

"Salah satu penyebabnya itu, karena banyak mi warga yang lebih suka beli online, karena lebih murah di jual disana dari pada di pasar, " sambungnya. 

Salma mengatakan dalam sehari para pembeli yang datang ke tokonya bisa dihitung dengan jari. Padahal sebelumnya, toko yang dibuka sejak tahun 2016 itu selalu ramai pesanan.

Ia mengakui para pedagang yang berjualan di samping tokonya audah banyak yang bangkrut karena tidak mampu membayar sewa kios. 

Salma juga menceritakan sebelumnya ia menyewa 3 kios, namun karena tak sanggup membayar sewa kios karena penjualan menurun akhirnya ia pun menutup 2 kiosnya. 

"Saya dulu punya 3 kios. Saya bayar mahal itu, karena selalu ramai, tapi karena perlahan-lahan semakin menurun jumlah pembeli, jadi saya tutup 2 kios ku, dan saya jual murah," pungkasnya. 

Ia berharap agar pemerintah setempat memberikan dukungan dan solusi untuk mengatasi dampak penurunan omset yang dirasakan oleh pedagang pasar-pasar tradisional.