Masyarakat Adat Sorowako Harap Kontrak PT Vale Dilanjutkan
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penolakan perpanjangan kontrak PT Vale Indonesia Tbk oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menuai pro kontra di tengah-tengah masyarakat.
PT Inco atau yang kini dikenal dengan PT Vale belakangan
ramai dibicarakan masyarakat pasca pernyataan Sudirman yang dengan tegas
menolak perpanjangan kontrak karya PT Vale yang akan jatuh pada tahun 2025
mendatang.
PT Vale yang beroperasi di Blok Sorowako, dituding minim
kontribusi terhadap Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Luwu Timur.
Akan tetapi, meskipun mendapat penolakan dari orang nomor 1
di Sulsel, PT Vale justru mendapat dukungan dari masyarakat adat di area
pemberdayaan operasi PT Vale Indonesia Tbk yang melihat dan merasakan langsung
dampak dari kehadiran PT Vale.
Lamberth Laiyo selaku Sombungkaru Mokole Nuha atau Wakil
Mokole Nuha, sebagai pimpinan tertinggi komunitas adat di area PT mengatakan
bahwa sejauh ini PT Vale telah berkontribusi cukup baik kepada warga setempat.
Salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal dan memberikan
beasiswa pendidikan untuk warga setempat.
Bukan hanya itu, dampak lingkungan yang ditimbulkan dari
pabrik-pabriknya seperti limbah, juga mampu ditanggulangi dengan baik.
"Dulu awal-awal operasi itu memang awalnya banyak debu
tetapi seiring dengan perkembangan teknologi sekarang sehingga pabrik itu tidak
ada lagi debu sampai saat ini. Penanganan limbah juga cukup bagus menurut
saya," jelas Lamberth kepada CELEBESMEDIA.ID, Jumat (16/9/22).
"Menurut saya, penanganan lingkungan di PT Inco sampai
PT Vale saat ini cukup bagus," kata Lamberth mempertegas pernyataan
sebelumnya.
Namun, Lamberth yang juga pensiunan PT Vale dan telah
bekerja selama 33 tahun mengatakan masih terdapat hal yang perlu diperbaiki
oleh PT Vale. Salah satunya kesejahteraan masyarakat adat yang masih belum
merata.
"Kalau kontribusi PT Vale dari PT Inco cukup bagus
walaupun memang di beberapa sektor bagi kami masyarakat adat, memang barangkali
ini yang harus diperbaiki ke depan," lanjut Lamberth.
Ia mengatakan bahwa seharusnya PT Vale memberikan perlakuan
khusus kepada masyarakat adat terdampak, seperti yang telah menjadi kesepakatan
bersama dalam MoU antara pihak PT Vale dengan masyarakat adat.
"Makanya untuk kedepannya, yang kita mau adalah PT Vale
betul-betul harus ada kontribusi tersendiri untuk masyarakat adat kena dampak.
Program CSR, kami minta ini harus ada porsi tersendiri untuk masyarakat adat
kena dampak,"
"Ini salah satu permintaan kami untuk duduk bersama
dengan PT Vale untuk membicarakannya dengan baik dan masih banyak hal yang
harus betul-betul di-clearkan dengan masyarakat adat sebelum tanda tangan
perpanjangan kontrak PT Vale selanjutnya,"
Salah satu kesejahteraan masyarakat adat yang diinginkan
adalah terkait subsidi pengobatan di RS Vale untuk para karyawan yang
dihilangkan agar dapat dilanjutkan.
"Sekarang ini masih ada subsidi pengobatan dari PT Vale
tapi itu lanjutan dari dari PT Inco, khusus untuk pensiunan PT Inco bukan
productnya PT Vale. Kalau jamannya PT Vale saat ini sudah dihilangkan untuk
karyawan PT Vale-nya," ucap Lamberth.
Selain rumah sakit, Lamberth menambahkan bahwa PT Vale juga
membangun fasilitas umum lainnya seperti taman bermain anak-anak untuk rekreasi
keluarga. Mewakili masyarakat adat setempat, Lamberth berharap dan mendukung
kontrak karya PT Vale dapat dilanjutkan.
"Kami mendukung perpanjangan kontrak PT Vale
selanjutnya," tutupnya.
Pernyataannya mewakili tokoh adat di 4 kecamatan
pemberdayaan PT Vale, yakni Kecamatan Nuha, Kecamatan Towuti, Kecamatan
Wasuponda dan Kecamatan Malili.
Laporan: Fitri Khaerunnisa