56 Peserta Ikuti Rakor Meteorologi Maritim 2023
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Salah satu upaya peningkatan kapasitas layanan informasi meteorologi maritim yang dilakukan oleh Pusat Meteorologi Maritim dari Kedeputian Bidang Meteorologi BMKG di tahun 2023 diwujudkan melalui Rapat Koordinasi Meteorologi Maritim Tahun 2023.
Rapat koordinasi ini mengusung tema “Terwujudnya Layanan Informasi Meteorologi Maritim yang inklusif, terstandarisasi dan berkelanjutan”dan dihadiri oleh 56 tamu undangan.
Para peserta rakor meliputi Kepala UPT Maritim dan Mandatori serta seluruh Koordinator NDF (National Digital Forecast) Provinsi dari Seluruh Wilayah Indonesia.
Rapat Koordinasi ini dicanangkan seiring dengan proyek dari Maritime Meteorological System / MMS-1 yang sudah memasuki tahap akhir dan akan mulai diimplementasikan pada Tahun 2024.
Kegiatan ini dibuka oleh Dwi Budi Sutrisno selaku Sekretaris Utama BMKG serta didampingi oleh Eko Prasetyo selaku Kepala Pusat Meteorologi Maritim dan berlangsung selama 3 hari terhitung sejak Minggu (8/10/2023) hingga Selasa (10/10/2023) di Hotel Novotel Samator Surabaya.
Dalam pembukaan kegiatan rapat tahunan ini, Dwi Budi Sutrisno menyampaikan bahwa melalui proyek MMS-1, BMKG telah berhasil memasang 40 unit AWS (Automatic Weather Station) yang tersebar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
Ada juga 40 unit VAWS (Vessel Automatic Weather Station) yang terpasang di Kapal Pelni maupun kapal-kapal swasta lainnya, serta melakukan deploy dan 48 Profiling Float dan 70 Ocean Drifter di seluruh perairan Indonesia.
Selain itu, Dwi Budi Sutrisno juga menaruh harapan tinggi kepada para Kepala UPT Maritim dan Mandatori serta seluruh Koordinator
NDF agar dapat mengkonsolidasikan dan mengimplementasikan perubahan layanan transformasi cuaca maritim menjadi berbasis provinsi, untuk meningkatkan area cakupan layanan informasi meteorologi maritim yang dibutuhkan oleh seluruh Pelabuhan di Indonesia.
Arahan kepada para Kepala UPT dan Mandatori agar segera mengidentifikasi pembagian wilayah dari setiap provinsi, menginventarisir langkah nyata sebagai quickwin implementasi kegiatan FISP (Fully Integrated Single Platform) serta memberikan masukan terkait strategi layanan cuaca maritim ke depan. Terkait dengan SLCN (Sekolah Lapang Cuaca Nelayan) yang telah menjadi kegiatan Prioritas Nasional juga disampaikan dalam pembukaan kegiatan ini.
Diharapkan agar seluruh UPT dapat lebih aktif membuat video dokumentasi tentang hasil nyata kegiatan SLCN serta mengoptimalkan penyelenggaraan SLCN dan membuka peluang kerjasama dengan stakeholder dalam pengembangan kegiatan SLCN di daerah masing-masing.
Dengan adanya rapat tahunan ini, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan panduan Implementasi Layanan Informasi Meteorologi Maritim yang inklusif, terstandarisasi, dan berkelanjutan untuk mendukung keselamatan aktivitas kemaritiman yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
panduan dan acuan dari seluruh UPT Maritim daerah dalam pemenuhan kebutuhan layanan meteorologi maritim.