Kelurahan Buloa Langganan Kekeringan, Warga Harus Antre Beli Air Bersih

Warga antre beli air bersih di Kelurahan Buloa Makassar - (foto by Riski)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sudah hampir enam bulan, warga Buloa memiliki aktivitas baru. Menjelang sore atau saat pagi hari mereka harus antre membeli air bersih di salah satu rumah warga yang memiliki sumur bor. 

Beruntung jika ada bantuan air bersih dari PDAM yang datang ke wilayah itu. Meski warga harus saling berebut. 

Krisis air bersih di Kelurahan ini akibat kemarau panjang. Sumber air baku PDAM Makassar dari Bendungan Lekopancing yang seret selama kemarau ini.

Meski tangki air bersih PDAM rutin masuk ke wilayah itu, nyatanya tidak cukup megcover semua kebutuhan warga Buloa.

Misalnya saja di Kelurahan Buloa, Jalan Teuku Umar 14, Makassar, meski sering mendapatkan bantuan penyaluran air bersih, sebagian warga tetap saja harus tetap merogoh kocek membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhannya. 

" Alhamdulillah, di sini sering ji datang itu PDAM, beberapa hari yang lalu datang lagi di sini, kalau nda salah ada juga pak wali langsung turun, tapi kan itu kadang ada warga yang tidak kebagian, kalaupun dapat semua belum tentu cukup na pakai, makanya biasa orang disini, ramai-ramai beli di tempatku," ujar salah satu warga jalan Teuku Umar 14, Kelurahan Buloa, Narti.

Salah satu warga, Narti sekaligus penjual air sumur bor di jalan Teuku Umar, mengaku sehari biasanya menghabiskan sebanyak 1.200 liter untuk dijual ke warga yang membutuhkan. 

Tiap 10 liter air dalam wadah jerigen dijual dengan harga murah, Rp500 rupiah. Artinya jika dalam sehari 1.200 liter, maka yang ia dapatkan dari hasil menjual air  sebanyak Rp60.000.

"Di rumah ada 3 tandon ukuran 1.200 liter sebenarnya, cuman yang saya jual itu, cuma satu tandon ji, karena kita juga mau pake, karena repot juga isi tandon tiap hari, tapi mau diapa, warga juga butuh kasian, kadang itu kalau pagi, mulai mi itu datang di rumah mau beli air, " Ujar Narti. 

"Kalau saya itu sehari, kayak 7-8 jerigen ku pake air, kadang to sampai 10, jadi makanya kalau habis lagi dari PDAM itu yang bantuan air, pergi ki lagi sini beli, karena nda cukup kodong, jadi mau nda mau beli ki, karena mau di pake di rumah, orang mau mandi, mau mencuci juga, " ujar salah satu warga, Ida. 

Kondisi kemarau panjang seperti sekarang, memang begitu menyiksa bagi masyarakat yang bermukim di daerah yang kerap tertimpa kekeringan saat musim kemarau, seperti kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Manggala, dan sebagian Kecamatan Panakkukang. 

Belum lagi, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar, awal musim hujan baru menapakkan kaki di Wilayah Makassar pada dasarian 3 bulan Oktober (Akhir bulan). 

Meski demikian, untuk saat ini kata pihak BMKG, musim kemarau di Makassar mulai perlahan menuju masa peralihan ke Musim hujan, hal itu ditandai dengan kerapnya terjadi hujan ringan di beberapa daerah di kota Makassar.

Laporan: Riski