Indonesia Dapat Kuota Haji 221.000 Jemaah di Tahun 2025
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Indonesia mendapatkan kuota haji di tahun 2025 sebanyak 221.000 jemaah.
Kepastian kuota haji pada 1446 H/2025 M ditegaskan Menteri Agama Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas usai menghadiri Tasyakuran Penutupan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H dan Pemberian Kuota 1446 H.
"Saya mendapat informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, dan sesuai surat yang saya terima, bahwa Indonesia mendapat 221.000 kuota haji 1446 H/2025 M," terang Menag Yaqut dalam keterangan reseminya menguti laman Kementerian Agama, Kamis (20/6).
"Kita mengapresiasi Kemenhaj Saudi yang kembali mengumumkan kuota lebih awal. Sehingga proses persiapan penyelenggaraan haji juga bisa dilakukan lebih cepat," lanjutnya.
Menag Yaqut Cholil Qoumas juga menilai, penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M berjalan dengan sukses. Indikator pertama pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar. Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa digantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup.
"Ini angka kuota tidak terserap yang terkecil dalam lebih 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji," sebut Menag.
Kedua, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah. Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.
"Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah," ujar Menag.
"Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar," lanjutnya.
"Layanan katering, bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setalah sebelumnya diterapkan pada 2022," ucapnya lagi.
Indikator kesuksesan ketiga, lanjutnya proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.
"Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri," katanya.
Meski terbilang sukses, namun dalam pelaksanaan haji tahun ini kta Menag tetap ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Menurutnya,wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.
"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan," kata Gus Men.
"Dalam keterbatasan wilayah, ada tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa. Ini yang perlu menjadi pertimbangan," lanjutnya.
Pada tahun 1445 H/2024 tahun ini, Indonesia awalnya mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah. Namun, Indonesia kembali memperoleh tambahan kuota haji tahun 1445 H/2024 sebanyak 20 ribu orang ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Saudi. Sehingga total kuota jemaah haji untuk Indonesia bertambah menjadi 241.000 jemaah.