Prosesi Mappasili Anak Gubernur Sulsel Berlangsung Haru

CELEBESMEDIA.DI, Makassar - Gubernur Sulawesi-Selatan, HM Nurdin Abdullah (NA), dan istrinya, Liestiaty F Nurdin, menggelar prosesi adat Mappasili (mensucikan diri) dan Mattimpu untuk pernikahan anak ketiganya M Fathul Fauzy Nurdin di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Rabu (9/1/2019) siang. Prosesi adat akan dilanjutkan nanti sore hingga malam yaitu Mappaccing.
Sebelumnya, kemarin, Fauzy (Uji) yang akan menikahi Gunya
Paramasukhaputri mengawali prosesi adat
pernikahan dengan prosesi adat pernikahan Ma'gentung.
Prosesi Mappasili dimulai dengan marellau dampeng (memohon
maaf), memohon doa restu dan sungkeman kepada orang tua. Kemudian, ungkapan
kasih dari calon pengantin pria (CPP) kepada orang tua dan orang tua kepada
calon pengantin pria.
Uji dalam ungkapan kasihnya mengatakan, "Bismilllahirahmanirahim,
Papa dan Mama, besok status Uji akan berubah, inshaallah Uji akan memikul
tanggung jawab sebagai imam bagi istri Uji. Mohon Papa dan Mama tetap beri Uji
dukungan dan tetap doakan Uji. Papa-Mama walau Uji nanti akan menjadi kepala
rumah tangga, sampai kapan pun Uji akan tetap menjadi (anak) laki-laki Papa dan
Mama."
"Atas apa yang akan terjadi nanti, nasehat Papa-Mama
akan Uji tetap butuhkan. Papa-Mama terima kasih telah mendidik Uji sampai titik
ini, sekarang gantian, mohon doakan semoga Uji dapat mendidik dan membina
keluarga Uji dan rumah tangga Uji sendiri. Mama janji ya, jangan terlalu
memikirkan bagaimana anak lelaki ini berupaya hidup berkeluarga, semoga Allah
SWT merhidoi Uji dan Gunya menapaki bahtera rumah tangga hingga kelak ajal
memisahkan, cinta kasih uji untuk Papa dan Mama," lanjut Uji dengan
tersedu-sedu.
Selanjutnya, Liestiaty menyampaikan ungkapan hatinya.
“Bismillahirahmanirahim, sebentar lagi Uji telah memilih,
uji telah memutuskan dan telah menjatuhkan pilihan hati. Uji anak Mama dan Papa
selalu cintai. Sebenarnya, hati Mama dan Papa begitu berat, itulah alur hidup,
Mama ikhlas dan selalu mendoakan anak-anak Mama dan Papa agar selalu dalam
naungan kasih sayang," ucapnya.
Liestiaty melanjutkan dengan mengungkapkan agar dalam melangkah,
buah hatinya ini memiliki iman yang kuat dalam mimpin keluarganya kelak.
"Mama harapkan Uji melangkah dengan hati yang teguh,
iman yang kuat, agar kelak bisa memimpin istri dan anak-anak Uji dengan penuh
cinta seperti Papa dan Mama mendidik dan menyangi Putri, Reza, Uji dan Take.
Doa Mama-Papa selalu untuk Uji-ku, sakinah, mawaddah, warahmah dalam menapaki
perjalan hidup yang baru dalam rumah tangga. Jika dalam pelayaran cinta, Uji
bertemu badai. Mama dan Papa akan selalu ada bersamamu," ucapnya.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan mencuci kaki kedua orang
tua. Uji mendapat pelukan dari orang tua. Prosesi ini berlangsung haru, baik Uji
dan NA serta istri mencium buah hatinya dan meneteskan air mata.
Uji kemudian menuju ke rumah passili dituntun oleh indo
botting dan kedua orang tua diiringi dengan lellu'. Orang tua kemudian
dipersilahkan untuk dipersilahkan untuk menuangkan air mandi dan memasukkan
koin ke dalam tempat air passili.
Mappasili dilanjutkan oleh indo botting, kemudian sesepuh,
keluarga, undangan dan orang tua menuntun Uji untuk wudhu, setelah itu akan
menuju ke dalam kamar untuk prosesi selanjutnya yaitu mattimpu dan khatam
Al-Qur'an.
Adapun perlengkapan Mappasili berupa pondok siraman dekorasi
bombing kelapa tabere pelaminan, gentong dan gayung yang dihias melati ronce,
daun sirih 7 x 7 ikat (rekko ota), majang alosi 7 buah, daun pandan wangi 4
lembar, 7 macam kembang setaman/daun passili, 4 buah tunas kelapa kaluku toa, 4
tandan loka/uti manurung (pisang kapok), 4 tandan loka utti panasa (pisang
nangka), 4 sisir pisang nangka, 4 rumpun tebu, 4 tandan kelapa, 4 tandan
pinang.
Selain itu, juga terdapat 36 lilin merah dan beras dalam
loyang kuning (berre todang), 4 biji kelapa utuh dan 2 buah gula merah 4 biji
(2 pasang) buah pala yang utuh dan 2 Ikat kayu manis utuh, 1 wajan (pammaja)
besar berisi air, 18 biji beras/uang sen, ayam jantan diera darahnya dan
mematuk beras, 1 ikat sirih segar (rekko ota), pakaian untuk mandi, 12 meter
taluttu (kain putih), pakaian setelah mandi.
Sementara untuk perlengkapan Matimpu' (Mattoana) berupa,
beras dan lilin besar, 2 sisir pisang raja utuh, sokko Palopo dan kue
tradisional yang manis- manis, piring kue kecil dan kelengkapannya, air minum,
Perangkat kue-kue Bugis (kue Bosara).(*)