Profil Gus Yahya, Ketua Umum PBNU 2021-2026

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya - (foto by NUonline)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Berhasil meraih dukungan suara terbanyak, KH Yahya Cholil Staquf akhirnya ditetapkan sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk periode 2021-2026.

Keputusan tersebut ditetapkan dalam Sidang Pleno V yang dipimpin Ketua Panitia Pengarah Muktamar ke-34 NU Prof Muhammad Nuh dan Sekretaris H Asrorun Niam Sholeh di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Jumat (24/12/2021) pagi.

Kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 16 Februari 1966. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU saat menginjak usia 55 tahun. Ia merupakan putra dari KH Cholil Bisri, kakak dari KH Ahmad Mustofa Bisri.

Gus Yahya mengenyam pendidikan pertama kali di pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah yang didirikan oleh kakeknya, KH Bisri Mustofa. Ia pun melanjutkan studi pesantrennya di Pondok Pesantren Krapyak di bawah asuhan KH Ali Ma'shum, dan juga pernah menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Dikutip dari NUonline, di masa kepresidenan KH Abdurrahman Wahid pada 1999-2001, Gus Yahya ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden bersama Wimar Witoelar dan Addie M Massardi.

Gus Yahya diangkat sebagai Katib Aam PBNU masa khidmah 2015-2021 mendampingi Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin 2015-2018 dan KH Miftachul Akhyar 2018-2021.

Ia juga pernah dilantik sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2018-2019.

Gus Yahya aktif menjadi pembicara di dalam maupun luar negeri dalam upaya mengusung perdamaian. Opininya dalam mengampanyekan kedamaian dan perdamaian dengan semangat Islam Nusantara itu juga dibaca publik secara luas.

Kakak dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas itu juga terpilih sebagai salah satu dari 500 Muslim paling berpengaruh di dunia karena upaya-upaya yang dilakukannya untuk mengusung perdamaian dunia.

Diberitakan sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf memimpin perolehan suara dengan mendapat 337 suara, sedangkan KH Said Aqil Siroj menempati posisi berikutnya dengan mendapat 210 suara. Ada satu suara yang abstains. Artinya, suara yang masuk 548. Total suara tersebut dibacakan Prof M Nuh.

Sebelumnya, di babak pertama perolehan suara, KH Yahya Cholil Staquf memimpin dengan mendapat 327 suara. Sementara KH Said Aqil Siroj pada posisi berikutnya dengan mendapat 203 suara. Disusul KH As’ad Said Ali mendapat 17 suara. Sehubungan jumlah perolehan suara KH As’ad Said Ali di bawah 99 suara, maka tidak lanjut pada babak pemilihan kedua.

Perlu diketahui, di tempat yang sama pada Kamis (23/12) malam, KH Miftachul Akhyar ditetapkan kembali sebagai Rais ‘Aam PBNU oleh 9 kiai anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).

Download aplikasi celebesmedia.id di Appstore dan Playstore.

Follow dan Add juga Sosial Media Celebesmedia.id di Instagram, Twitter, Facebook & Youtube.