Gempa Sulbar, PVMBG ESDM Ingatkan Potensi Tanah Longsor

Titik gempa Majene - (vsi.esdm.go.id)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan potensi tanah longsor imbas gempa magnitudo 6 2 di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat dini hari (15/1/2021).

Berdasarkan data dari laman PVMBG ESDM, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 2,98°LS dan 118,94°BT, dengan magnitudo (M6,2) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 35 km selatan Kota Mamuju (ibu kota Provinsi Sulawesi Barat) dan berjarak sekitar 62,2 km utara Kota Majene (ibu kota Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat) 

Dalam keterangan resminya, PVMBG juga mengungkapkan kondisi geologi daerah terlanda gempa bumi tersebut.

Wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempa bumi adalah Kabupaten Majene dan sekitarnya Provinsi Sulawesi Barat. Wilayah ini merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf, meta sedimen), Tersier (terdiri – dari batuan sedimen, batugamping, gunungapi) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan pantai dan aluvial).

Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu morfologi terjal yang tertutup oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat di daerah ini.

Sementara penyebab gempa berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi berupa sesar naik (dengan kedudukan N 28°E, dip 21° dan rake 104° atau kedudukan N 351°E, dip 16° dan slip 94°).

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sesar naik ini tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar. Jalur sesar naik ini berasosiasi dengan lipatan (fold thrust belt) yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik ini diperkirakan menerus ke arah darat. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan diawali dengan gempa bumi pembuka (foreshock) yang terjadi sebelumnya pada hari Kamis tanggal 14 Januari 2021, pukul 13:35:49 WIB, dengan magnitudo (M5,9). Menurut data Badan Geologi gempabumi akibat sesar naik di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat pernah memicu terjadinya tsunami pada tahun 1928, 1967, 1969 dan 1984.

Atas bencana tersebut, PVMBG menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami, serta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan kekuatannya lebih kecil.

Tags : Gempa Sulbar