3 Destinasi Wisata Sejarah di Sulsel yang Wajib Dikunjungi
![](https://thumb.spotlight.id/image/2022/12/13/930d3b4bb86d221d35ea2ad2ba8cc1bc-gua-passea.jpg)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sulawesi Selatan menjadi salah
satu provinsi yang memiliki destinasi wisata menarik untuk dikunjungi. Mulai
dari tempat wisata pantai, gunung hingga situs sejarahnya.
Beberapa destinasi wisata sejarah di Sulsel bahkan sudah
berusia ribuan tahun dan menjadi pusat penelitian peradaban masa lampau.
Situs-situs bersejarah itu tersebar disejumlah kabupaten di Sulsel
Berikut ini beberapa destimasi wisata sejarah yang wajib
Anda kunjungi saat bertandang ke Sulsel.
1. Taman Prasejarah Leang-leang, Maros
(Taman Leang-leang di Maros - foto by wikipedia)
Taman Arkeologi Leang-leang merupakan taman purbakala yang
berlokasi di Kabupaten Maros, menyajikan wisata edukasi tentang kepurbakalaan.
Mengutip laman resmi Kementerian Pariwisata, Selasa
(13/12/2022), kata "Leang-leang" bermakna "gua". Para
arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan
tersebut pernah dihuni manusia sekitar 3.000-8.000 tahun SM.
Keberadaan ini dibuktikan dengan adanya lukisan prasejarah
berupa gambar babi rusa yang sedang melompat, puluhan gambar telapak tangan yang
ada pada dinding-dinding gua dan beberapa bukti autentik lainnya.
Kawasan leang-leang letaknya sebelum Taman Nasional
Bantimurung. Hanya butuh sekitar 1 jam waktu berkendara dari Kota Makassar.
Untuk menuju ke tempat ini sudah tidak terlalu sulit lagi karena aksesnya sudah
cukup bagus dan infrastrukturnya juga sudah terta dengan baik.
Saat kita masuk ke Leang-leang yang pertama kita lihat
adalah beberapa batu karst yang sangat banyak di sekitar halaman leang-leang. Ada
juga benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah
terendam dan dikelilingi oleh laut.
Keunikan lain adalah keberadaan sungai yang berada tepat di
depan gua Leang-Leang,singkapan batu kapur yang tersebar diarea persawahan
penduduk dan pemandangan puncak Bulusaraung dari atas gua.
(Gua Passea, Bulukumba - foto by kemenparekraf.go.id)
Gua Passea atau Leang Passea merupakah salah satu destinasi
wisata sejarah yang berlokasi di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tempat ini telah
dihuni manusia sejak abad ke-8 sebelum masehi. Gua Passea artinya gua tempat
orang bersedih karena kawasan ini merupakan tempat pemakaman pada masa
tersebut. Gua Passea juga dipenuhi dengan benda arkeologis tradisi megalitihik.
Mengutip laman resmi Pemkab Bulukumba, Selasa (13/12/2022),
objek wisata ini memiliki tipe horizontal dengan rangkaian stalagtit dan
stalagmit yang indah. Di dalamnya terdapat beberapa peninggalan berumur ratusan
tahun. Konon, tempat ini dihuni oleh manusia sejak abad ke-8 sebelum masehi.
Destinasi wisata sejarah ini dikelola dengan baik oleh warga
setempat dan pemerintah desa sehingga keindahan dan kekayaan sejarah tempat ini
masih terjaga.
Akses menuju Gua Passea masih dalam tahap pengerjaan, tetapi
sudah bisa didatangi oleh pengunjung. Rata-rata benda yang terdapat dalam gua
ini, sudah dipindahkan ke museum agar lebih terjaga keamanannya.
Salah satu benda yang diamankan adalah guci dan kendi yang
mirip dengan benda purbakala Vietnam, Kamboja, dan China, tetapi batuan yang
berkilau masih dapat dilihat di dalam Gua Passea. Batuan yang konon berasal
dari India ini layaknya manik-manik kaca yang berkilauan jika terkena cahaya
matahari pada siang hari. Pengunjung juga dapat mengetahui informasi sejarah tentang
Gua Passea dari papan informasi di dakt pintu masuk gua.
3. Gong Nekara, Kepulauan Selayar
(Gong Nekara, Pulau Selayar - foto by kepulauanselayarkab.go.id)
Gong purbakala ini ditemukan pada tahun 1868 di Dusun
Bontobangun , Pulau Selayar. Mengutip laman resmi Dinas Kebudayaan Pemerintah
Provinsi Sulsel, gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son terdapat di Sungai
Merah Vietnam Utara.
Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi
atau sebelumnya, sampai abad ketiga masehi. Dengan menggunakan metode
pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method), gong ini oleh para
peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya
pengerjaan logam.
Gong Nekara ini mempunyai 3 fungsi pada masanya, akni fungsi
Keagamaan, Sosial-Budaya, dan Politik. Fungsi keagamaan yaitu sebagai alat
komunikasi, upacara, dan simbol. Sementara fungsi sosial budaya yaitu sebagai
simbol status sosial, perangkat upacara dan karya seni yang mempunyai daya
magis religius. Sedangkan fungsi politik yaitu sebagai tanda bahaya atau isyarat
perang.
Peninggalan sejarah berupa Gong Nekara yang diyakini
merupakan nekara tertua di Asia Tenggara. Nekara tersebut ditemukan oleh
penduduk Kampung Rea-rea yang bernama Sabuna pada tahun 1686.
Gong ini bermotif unik. Bergambar flora dan fauna berupa 16 ekor gajah, 54 ekor burung, 11 pohon sirih,
18 ekor ikan. Pada permukaan gong, terdapat 4 arca yang berbentuk kodok dengan
panjang 20 cm dan 4 daun telinga yang berfungsi sebagai pegangan.
Bentuk dari gong ini bernilai seni yang tinggi, sehingga
salah satu arca kodok gong tersebut dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Setelah sekian lama pencarian, akhirnya arca kodok tersebut berhasil ditemukan
di wilayah Jakarta. Akhirnya, pemerintah provinsi membuatkan rumah sebagai
pelindung Gong Nekara tersebut.
Laporan: Andi Ainul A. UMI Makassar