3 Destinasi Wisata Sejarah di Sulsel yang Wajib Dikunjungi

Gua Passea di Kebupatan Bulukumba, Sulsel - (foto by bulukumbakab.go.id)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi yang memiliki destinasi wisata menarik untuk dikunjungi. Mulai dari tempat wisata pantai, gunung hingga situs sejarahnya.

Beberapa destinasi wisata sejarah di Sulsel bahkan sudah berusia ribuan tahun dan menjadi pusat penelitian peradaban masa lampau. Situs-situs bersejarah itu tersebar disejumlah kabupaten di Sulsel

Berikut ini beberapa destimasi wisata sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang ke Sulsel.

1. Taman Prasejarah Leang-leang, Maros


(Taman Leang-leang di Maros - foto by wikipedia)

Taman Arkeologi Leang-leang merupakan taman purbakala yang berlokasi di Kabupaten Maros, menyajikan wisata edukasi tentang kepurbakalaan.

Mengutip laman resmi Kementerian Pariwisata, Selasa (13/12/2022), kata "Leang-leang" bermakna "gua". Para arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan tersebut pernah dihuni manusia sekitar 3.000-8.000 tahun SM.

Keberadaan ini dibuktikan dengan adanya lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa yang sedang melompat, puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding-dinding gua dan beberapa bukti autentik lainnya.

Kawasan leang-leang letaknya sebelum Taman Nasional Bantimurung. Hanya butuh sekitar 1 jam waktu berkendara dari Kota Makassar. Untuk menuju ke tempat ini sudah tidak terlalu sulit lagi karena aksesnya sudah cukup bagus dan infrastrukturnya juga sudah terta dengan baik.

Saat kita masuk ke Leang-leang yang pertama kita lihat adalah beberapa batu karst yang sangat banyak di sekitar halaman leang-leang. Ada juga benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut.

Keunikan lain adalah keberadaan sungai yang berada tepat di depan gua Leang-Leang,singkapan batu kapur yang tersebar diarea persawahan penduduk dan pemandangan puncak Bulusaraung dari atas gua.

 2. Gua Passea, Bulukumba


(Gua Passea, Bulukumba - foto by kemenparekraf.go.id)

Gua Passea atau Leang Passea merupakah salah satu destinasi wisata sejarah yang berlokasi di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tempat ini telah dihuni manusia sejak abad ke-8 sebelum masehi. Gua Passea artinya gua tempat orang bersedih karena kawasan ini merupakan tempat pemakaman pada masa tersebut. Gua Passea juga dipenuhi dengan benda arkeologis tradisi megalitihik.

Mengutip laman resmi Pemkab Bulukumba, Selasa (13/12/2022), objek wisata ini memiliki tipe horizontal dengan rangkaian stalagtit dan stalagmit yang indah. Di dalamnya terdapat beberapa peninggalan berumur ratusan tahun. Konon, tempat ini dihuni oleh manusia sejak abad ke-8 sebelum masehi.

Destinasi wisata sejarah ini dikelola dengan baik oleh warga setempat dan pemerintah desa sehingga keindahan dan kekayaan sejarah tempat ini masih terjaga.

Akses menuju Gua Passea masih dalam tahap pengerjaan, tetapi sudah bisa didatangi oleh pengunjung. Rata-rata benda yang terdapat dalam gua ini, sudah dipindahkan ke museum agar lebih terjaga keamanannya.

Salah satu benda yang diamankan adalah guci dan kendi yang mirip dengan benda purbakala Vietnam, Kamboja, dan China, tetapi batuan yang berkilau masih dapat dilihat di dalam Gua Passea. Batuan yang konon berasal dari India ini layaknya manik-manik kaca yang berkilauan jika terkena cahaya matahari pada siang hari. Pengunjung juga dapat mengetahui informasi sejarah tentang Gua Passea dari papan informasi di dakt pintu masuk gua.

3. Gong Nekara, Kepulauan Selayar


(Gong Nekara, Pulau Selayar - foto by kepulauanselayarkab.go.id)

Gong purbakala ini ditemukan pada tahun 1868 di Dusun Bontobangun , Pulau Selayar. Mengutip laman resmi Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Sulsel, gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son terdapat di Sungai Merah Vietnam Utara.

Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga masehi. Dengan menggunakan metode pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method), gong ini oleh para peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya pengerjaan logam.

Gong Nekara ini mempunyai 3 fungsi pada masanya, akni fungsi Keagamaan, Sosial-Budaya, dan Politik. Fungsi keagamaan yaitu sebagai alat komunikasi, upacara, dan simbol. Sementara fungsi sosial budaya yaitu sebagai simbol status sosial, perangkat upacara dan karya seni yang mempunyai daya magis religius. Sedangkan fungsi politik yaitu sebagai tanda bahaya atau isyarat perang.

Peninggalan sejarah berupa Gong Nekara yang diyakini merupakan nekara tertua di Asia Tenggara. Nekara tersebut ditemukan oleh penduduk Kampung Rea-rea yang bernama Sabuna pada tahun 1686.

Gong ini bermotif unik. Bergambar flora dan fauna berupa  16 ekor gajah, 54 ekor burung, 11 pohon sirih, 18 ekor ikan. Pada permukaan gong, terdapat 4 arca yang berbentuk kodok dengan panjang 20 cm dan 4 daun telinga yang berfungsi sebagai pegangan.

Bentuk dari gong ini bernilai seni yang tinggi, sehingga salah satu arca kodok gong tersebut dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Setelah sekian lama pencarian, akhirnya arca kodok tersebut berhasil ditemukan di wilayah Jakarta. Akhirnya, pemerintah provinsi membuatkan rumah sebagai pelindung Gong Nekara tersebut.

 Itulah beberapa destinasi wisata sejarah yang dapat kalian kunjungi ketika berlibur ke Sulsel. Zaman memang semakin maju, namun hal yang perlu tetap melestarikan sejarah sebagai jati diri bangsa.

Laporan: Andi Ainul A. UMI Makassar