JEJAK ULAMA (21): KH Syekh Muhammad Shiddiq (1830 – 1937)

KH Syekh Muhammad Shiddiq

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Setelah 47 tahun bermukim di Mekah dan Madinah, KH Syekh Muhammad Shiddiq akhirnya pulang ke Indonesia. Kepulangannya demi sebuah mission impossible, melakukan Islamisasi di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Sebuah misi yang berat, dimana dia harus bertarung dengan para penyihir yang hebat kala itu.

Panggilan pulang untuk misi khusus itu diterima KH Syekh Muhammad Shiddiq dari seorang jamaah haji asal Kendari, Sulawesi Tenggara. Misi Islamisasi di Pulau Wawoni merupakan permintaan langsung Raja Wawoni. Ketika itu, sang raja gusar dengan maraknya praktik animisme di tengah-tengah masyarakatnya.

Menurut salah seorang cucunya, Prof M Basir Syam, untuk menjalankan misinya, Syekh Muhammad Siddiq ditemani seorang ulama asal Galesong, AGH Muhammad Nur Daeng Matutu. Ulama ini merupakan keturunan Syekh Yusuf Al-Makassary yang menikah dengan adik Syekh Muhammad Shiddiq.

“Pada saat mereka berdua melakukan Islamisasi di Kendari, terutama di Pulau Wawoni itu, beliau dilawan oleh para ahli-ahli sihir yang ada di sana. Pulau Wawoni waktu itu terkenal dengan doti-doti atau ilmu sihirnya,” ungkap Prof Basir.

Prof Basir menambahkan, Syekh Muhammad Shiddiq dan AGH Muhammad Nur Daeng Matutu akhirnya bisa menaklukkan sihir-sihir yang ditujukan kepada keduanya. Mereka berdua sukses mematahkan perlawanan warga penganut animisme. Warga Wawoni kemudian berbondong-bondong memeluk Islam.

Sepulang dari Mekah, Syekh Muhammad Shiddiq tidak langsung menuju Pulau Wawoni. Dia terlebih dahulu singgah di kampung halamannya, Japin-japin, Pangkep, kemudian membangun tempat pengajian di Rappokadang, Desa Kabba, Pangkep. Sejumlah keluarga kerajaan di Sulawesi Selatan berguru padanya, termasuk Raja Bone Andi Mappanyukki.

Kiprah KH Syekh Muhammad Shiddiq menjadi salah bukti hidupnya jejaring ulama di Kabupaten Pangkep. Muhammad Shiddiq  sendiri merupakan cucu KH Sibbawaih, salah seorang ulama yang berkiprah pada abad 18, fase-fase awal perkembangan Islam di Sulsel.

Pangkep termasuk memiliki kontribusi penting dalam melahirkan ulama dan tokoh Islam di Sulawesi Selatan. Kala itu, Pangkep, khususnya di Pulau Salemo, menjadi kiblat pendidikan agama Islam, lebih awal dari Pesantren As’adiyah Sengkang dan Addariyah Parepare.

Pulau Salemo masuk dalam wilayah Pemerintahan Desa Mattirobombang, Kecamatan Liukang Tupabbkiring Utara, Kabupaten Pangkep.

Sejumlah ulama ternama, tercatat pernah datang ke Pulau Salemo untuk berguru pada seorang ulama kharismatik yang bermukim di sana, KH Syekh Abdurrahhim Puangnge Walli. Di antara ulama yang pernah belajar ke Pulau Salemo, yakni KH Abdurrahman Ambo Dalle, KH Amberi Said, KH Abdurrahman Matammeng, dan belasan ulama lainnya.

Selengkapnya kisah tentang KH Syekh Muhammad Shiddiq dapat Anda saksikan dalam Program Jejak Ulama Sulsel, yang disiarkan Celebes TV,  Jumat (31/5/2019) pukul 17.00 wita. Siaran streaming Celebes TV dapat diakses melalui celebesmedia.id, yang aplikasinya dapat diunduh melalui Play Store maupun Apps Store. (*)

 Penulis : Muannas