Bangun Bendungan Jenelata, Sebanyak 1.733 KK Bakal Direlokasi

CELEBESMEDIA.ID, Sungguminasa – Untuk mencegah terjadinya
banjir bandang di Kabupaten Gowa dan sekitarnya, pemerintah melalui Kementerian PUPR akan membangun Bendungan
Jenelata di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Rencananya, pembangunan bendungan
itu akan dilakukan tahun 2019.
Adapun luas lahan bendungan Jenelata diperkirakan kurang
lebih 1.702,81 hektar yang terdiri dari kebutuhan luas lahan untuk konstruksi
kurang lebih 70,83 hektar, luas lahan untuk quarry/akses dll 199,80 hektar,
luas untuk fasilitas umum 2,23 hektar, kebutuhan lahan untuk genangan 1.220,60
hektar dan kebutuhan lahan untuk greenbelt 209,35 hektar.
Selain itu, data teknis luas DAS (daerah aliran sungai)
sebesar 222,61 Km2, luas genangan 12,20 Km2, volume tampungan maksimal 246 juta
m3, volume tampungan mati 8,15 juta m3, volume tampungan efektif 238,00 juta
m3, debit banjir maksimum 3.598,98 m3/detik, debit banjir rancangan 2.547,80
m3/detik, tipe bendungan urugan zona dengan inti kedap air.
Otomatis, bendungan ini akan menenggelamkan pemukiman
pendudukan di sekitarnya. Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, dalam rilis yang
diterima CELEBESMEDIA.ID, mengatakan bahwa ada lima desa yang akan terdampak pembangunan
bendungan tersebut.
Sehingga, kata Adnan, warganya di desa itu yang berjumlah sekitar
1.733 KK (7.092 jiwa) dipastikan akan relokasi.
“Hanya saja, masih akan dibicarakan dulu apakah warga mau
direlokasi oleh pemerintah atau mau mencari tempat sendiri di luar kawasan
Bendungan Jenelata,” katanya.
Adapun tinggi bendungan ini berkisar 59,8 m, untuk panjang
puncak bendungan 1.460 m, lebar puncak bendungan 12,00 m, elevasi puncak
bendungan +105,80, elevasi pelimpah +99,50, elevasi dasar +46,00, tipe bangunan
pelimpah pelimpah samping, panjang mercu pelimpah 80,00 meter, panjang
terowongan 850,00 meter, dan diameter terowongan 4.50 meter.
"Bendungan Jenelata ini akan menampung air hingga
kapasitas 246 juta m3 yang nantinya akan menyuplai kebutuhan air pada tiga
daerah irigasi atau mencapai cakupan irigasi hingga 22 ribuan hektar,"
jelas Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), T
Iskandar, Rabu (30/1/2019) kemarin.
Ia menambahkan, pembangunan ditarget selesai tahun 2022
mendatang. “Atau paling lambat 2023 mendatang," ungkapnya.
Iskandar menambahkan, pemerintah pusat menyediakan anggaran
sekitar Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun dari APBN. Anggatan itu, untuk
pengerjaan kontruksi saja atau belum termasuk untuk lahan. Jadi anggaran lahan
harus melalui hitungan apprasial," tambah T Iskandar.(*)