Jelang Wukuf di Arafah, JCH Diminta Perbanyak Minum dan Istirahat

Jemaah calon haji wukuf di Arafah Senin (19/7/2021) - (foto by: puskeshaji kemkes.go.id)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana meminta semua petugas kesehatan mengkampanyekan jamaah haji istirahat tiga hari menjelang Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Ia mengatakan dibutuhkan kondisi fisik yang prima bagi jamaah calon haji (JCH) untuk dapat mengikuti rangkaian ibadah wajib haji. Selain itu ia juga meminta agar para tenaga medis yang bertugas di Mekkah agar mengawal 30 jemaah Indonesia yang dinyatakan berisiko tinggi.

''Paling tidak tiga hari sebelum armuzna, jamaah perbanyak istirahat di hotel, pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji. Ingat misi kita, bahwa angka kematian harus dibawah satu per mil. Saya tidak akan gunakan angka absolut. Kurang dari satu per mil ,” himbaunya yang dikutip dalam laman Kemneterian Kesehatan, Selasa (5/7/2022).

Dokter Budi juga meminta agar  petugas kesehatan diminta juga untuk memperketat skrining kesehatan kepada jemaah menjelang Armuzna. Hal ini untuk menentukan siapa saja jamaah haji yang akan disafari wukufkan dan badal melontar jumrah.

''Jadi tolong jamaah yang dinilai tidak laik kesehatannya untuk melakukan Armuzna secara mandiri, disafari wukufkan untuk arafahnya, sementara untuk lempar jamaratnya dibadalkan,'' katanya.

Hal lain yang perlu diperhatikan TKH adalah jangan sampai jemaah haji kekurangan cairan di tengah suhu ekstrim. Untuk itu akan dilakukan gerakan minum bersama dan gerakan makan kurma tiga butir antara petugas dan jemaah.

''Ajak mereka minum bersama untuk menjaga stamina mereka. Kita juga ajak makan kurma bersama,'' katanya.

Untuk itu, dia hanya menyarankan agar jemaah haji minum air putih dan makan tiga butir kurma setiap harinya. Setidaknya setiap satu jam sekali, jemaah dapat didorong untuk minum sebanyak 200 ml air.

Namun, khusus bagi jemaah yang memiliki penyakit kronis seperti jantung dan gagal ginjal, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter spesialis, asupan cairan yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk memastikan intake cairan yang harus dikonsumsi tidak malah membahayakan nyawa jemaah tersebut.

''Tentu minum air disesuaikan pada jemaah yang kita ketahui punya penyakit jantung dan ginjal tentunya tidak sama ya,'' tuturnya.