Siapa Wayang Hadi Kesumo? Pimpinan Aliran Bab Kesucian, Ini Sosoknya
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Wayang Hadi Kesumo. Nama ini santer diberitakan beberapa waktu terakhir. Ia adalah pimpinan Aliran Bab Kesucian di Kampung Butta Ejayya Kelurahan Romang Lompoa Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.
Aliran ini diduga sesat setelah MUI Sulsel mengemukakan ke publik ada ajaran dalam aliran tersebut yang menyimpang.
Bab Kesucian yang bernaung di bawah Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah dinyatakan sesat oleh MUI Sulsel karena dua faktor.
Faktor pertama, Bab Kesucian mengharamkan makan ikan dan susu. Padahal dua makanan itu termasuk halal dalam ajaran Islam.
Faktor kedua, karena Bab Kesucian tidak mengajarkan salat lima waktu, yang jelas bertentangan dengan Rukun Islam.
Lalu siapa sosok Wayang Hadi Kesumo?
Pria berusia 48 tahun ini lahir pada bulan Desember 1974. Bang Hadi, begitu sapaannya. Ia telah merantau di Gowa sejak tahun 2011.
Kepada CELEBESMEDIA.ID, ia mengaku berasal dari Solo, Jawa Tengah. Namun memilih menetap di Gowa setelah menikah dengan warga Gowa. Ia pun mendirikan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah pada tahun 2019.
"Saya beristri orang Sulawesi Selatan-Sumatera Selatan. Menikah di Gowa kemudian menetap di sini juga," ucapnya, Kamis (4/1/2023).
Bang Hadi mengaku menuntut ilmu ke Malaysia di tahun 2013 hingga 2017.
"Saya melakukan perjalanan ke negara tetangga Malaysia untuk belajar di sana, tentang hidup sehat, berpikir sehat, otak sehat, berbicara sehat, menilai sehat, bahkan makan sehat," katanya.
Ia juga mengambil kurus berupa ilmu filsafat di Malaysia dan Singapura.
"Tentang filsafat, tentang tata krama, kehidupan. Identitas peningkatan diri alami. Bagaimana membuat tubuh yang sehat secara fisik murni, hati dan pikiran yang baik," jelasnya.
Lebih jauh Bang Hadi menjelaskan terkait apa yang diajarkan dalam Bab Kesucian tidak terlepas dari pola hidup sehat, selain makanan, juga tentang berpikir dan berperilaku sehat.
"Bab kesucian itu mengenal kajian kehidupan yang bersih. Sedangkan bab kekudusan, mengatur gaya hidup bersih," bebernya.
Ia pun menjelaskan makna dari lambang aliran Bab Kesucian yang mencantumkan tulisan Allah dan Ahmad.
"Itulah Allah. Jangan kau sembah jangan kau yakini selain Allah. Ahmad itu isinya nabi Muhammad atau ruh dari Muhammad itu. Muhammad adalah junjungan nabi besar sebagai Uswatun Hasanah, sebagai pondasi Islam. Suri tauladan yang paling baik. Jangan kau mencontoh selain bukan yang diajarkan nabi Muhammad," katanya.
Ia pun meluruskan perihal tudingan salat 5 waktu yang tidak diajarkan dalam aliran Bab Kesucian.
"Salat yah harus bersih, suci pikirannya, bersih hatinya, bersih jiwanya. Berkah pakaiannya, bersih tempatnya, bersih pikirannya itu," katanya
"Kalau salat cukup hadirkan niat, wah itu Firaun itu. Itu salat Firaun. Kalau salat kami dimulai syahadat, berdoa berwudhu, salat lima waktu. Subuh dua rakaat, Dzuhur empat rakaat, Ashar empat rakaat, Magrhib tiga rakaat dan Isya empat rakaat, 17 rakaat sehari semalam," lanjutnya.
Terkait tudingan dugaan aliran sesaat, kata Bang Hadi, tidak perlu disalahkan. Namun harusnya ada pendampingan jika memang aliran Bab Kesucian itu sesaat.
"Saya juga tidak menyalahkan kembali karena yang salahkan saya tidak pernah lihat channel saya Bang Hadi. Silahkan liat channel saya. Setelahnya teliti baru liat dan beri penilaian."
"Kalaupun ada yang salah kasih bimbingan, tunjukan yang benar. Kalau pun sesat dibimbing supaya jangan sesat mengajarkan yang baik dengan cara yang baik," lanjutnya.
Ia hanya menyayangkan akibat tudingan tersebut jumlah siswanya kian berkurang, hingga akhirnya ia memilih menutup yayasan yang telah didirannya tersebut.
"Sudah mau lari semuanya. Dituduh sesat. Padahal anak-anak yatim dan orang miskin. Mereka ingin belajar gratis. Dikasih makan dan mondok," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan Wayang Hadi Kesumo, pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makfiratullah memilih menutup yayasan yang dipimpinnya karena telah dituding sesat.
"Mulai hari ini per tanggal 3 Januari 2023 kita tutup yayasan ini. Dinyatakan ditutup. Saya sendiri yang tutup dan mengikuti aturan yang berlaku,"kata pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah.
Sementara Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel membentuk tim untuk menyelidiki dugaan sesaar aliran Bab Kesucian.
"Kami upayakan solusi yang terbaik dan kami sedang melakukan proses-proses klarifikasi. Kami bentuk tim. Memang ini memerlukan waktu yang tidak cepat, perlu kesabaran kota semua karna kita sistem dialogis, mengutamakan pembinaan," Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni.
Laporan: Rusmawandi Rara