Soal Pabrik Uang Palsu, Pegawai UIN: Tidak Ada Penggrebekan di Kampus
CELEBESMEDIA.ID, Gowa - Seorang pegawai di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menampik kabar miring terkait penggrebekan pabrik uang palsu yang terjadi di dalam lingkup kampus.
Pegawai yang enggan disebutkan namanya tersebut, mengaku bahwa kabar yang beredar masih membutuhkan kepastian yang jelas, pasalnya kata ia di Kampus UIN, terkhusus di dalam perpustakaan tidak ada terjadi penggrebekan.
Ia bahkan merasa heran saat berita tersebut muncul di permukaan dan viral di jagat maya. Ia mengklaim kejadiannya tidak terjadi di dalam kampus apalagi di dalam perpustakaan.
"Ini saya juga heran dari mana media dapat sumber informasi seperti itu, karena saya saja ini selalu di perpustakaan menjaga tapi tidak ada polisi yang datang untuk menggrebek, makanya saya heran pas berita nya naik dan viral, sejauh yang kami dapat informasi, ini kejadiannya terjadi di luar tapi karena ada oknum dari sini yang terlibat jadi dibawa-bawa kesini, " Ujar salah seorang pegawai di perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Pantauan tim CELEBESMEDIA.ID di lokasi yang dimaksudkan, di Kampus UIN Alauddin Makassar, Samata, tepatnya di perpustakaan Syech Yusuf juga tak nampak garis polisi seperti yang dinarasikan.
Untuk saat ini kata ia, pihak UIN Alauddin Makassar juga sementara masih menunggu respon dan kepastian dari pihak Polres Gowa mengenai berita pabrik uang palsu tersebut.
Pihaknya juga tampak memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk berhenti menyebarkan informasi tersebut.
" Yah kita tunggu saja dari Polres Gowa bagaimana, sejauh ini belum ada konferensi pers kan? Jadi sejauh ini cuma desas-desus, kita juga sudah tau media mana yang posting ini pertama kali, kemudian kan rektor juga masih di Jakarta jadi beliau belum bisa bicara banyak soal ini," ujarnya.
Sementara itu, tim CELEBESMEDIA.ID, telah mencoba untuk mengkonfirmasi kebenaran berita yang beredar dan meminta penjelasan kronologi kejadian, namun pihak Kasi Humas Polres Gowa, Iptu Kusman Jaya belum memberikan tanggapan apapun hingga berita ini diterbitkan.
Laporan: Riski