Konglomerat Dato Sri Tahir Soroti Crazy Rich yang Pamer Harta

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Nama Dato Sri Tahir menjadi pencarian terbanyak Google trends, Sabtu (26/3/2022).
Dato Sri Tahir merupakan salah satu konglomerat di Indonesia. Forbes menempatkan Tahir dan keluarga di peringkat ke-16 pada daftar 50 orang terkaya Indonesia 2021. Total kekayaannya mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp35,87 triliun (kurs Rp14.350 per dolar AS).
Namanya banyak dicari setelah postingan di akun Youtube milik putrinya Grace Tahir yang menceritakan kisah hidupnya.
Dalam tayangan Buka-Bukaan Keluarga Pak Tahir berdurasi 30 menit pada Youtube milik Grace Tahir, Dato Tahir sempat menyoroti para crazy rich yang suka memamerkan kekayaannya di media sosial.
Konglomerat pemilik Mayapada Group ini merasa aksi pamer harta sebagai hal yang tak berguna.
"Oh crazy rich, itu saya punya pesan untuk anak-anak muda, jangan ikuti gaya hidup itu, itu adalah sampah," ungkapnya seperti yang dikutip dalam akun Youtube Grace Tahir, Sabtu (26/3/2022).
Meski namanya disebut-sebut sebagai orang kaya, dia selalu merasa bahwa dirinya lebih nyaman jika bersama orang-orang miskin.
"Walaupun ada majalah bilang saya salah satu orang terkaya tapi saya punya habitat dari orang-orang miskin. Kalau kembali ke orang-orang miskin saya merasa comfortable, peace of mind, actually they are my habitat, ini penting," katanya.
Dato Sri Tahir juga sempat menceritakan jika ia sebenarnya berasal dari keluarga miskin yang hidup dari becak yang keluarganya sewakan.
"Jadi berkaitan dengan waktu kecil proses, karena kita pada dasarnya dari poor family (keluarga miskin). Orang tua saya kan nyewain becak dan kita hidup dari setoran dari tukang becak kepada kita. Pasti itu membuat inferiority complex dalam diri kita. Lalu kita bertumbuh, kita melihat sebagian orang luar menginjak orang tua saya, menekan ataupun menghina termasuk family sendiri dan itu memperberat inferiority complex mendarah di diri saya," kata Tahir.
Karenanya ia merasa tidak senang dengan sikap orang kaya yang mengintimidasi orang miskin.
"Akibatnya saya enggak bisa terima ada kejadian-kejadian orang miskin ditekan sama orang kaya. Ini saya enggak bisa terima, saya selalu merasa habitat saya itu orang lemah," katanya.
Dato Sri Tahir juga berpesan agar seharusnya jika merasa lebih mampu tentu harus lebih sering membantu orang lain.
"Jadi inferiority complex itu pelan-pelan hilang dengan masa kita lebih tua, lebih banyak membantu orang lain," imbuhnya
Saat ini, keluarga Tahir memiliki badan amal Tahir Foundations untuk mencurahkan kepedulian dan perhatiannya pada kelompok kurang mampu lewat kegiatan-kegiatan sosial.