LIPSUS: Sampah Lego-lego, Noda Hitam di Kawasan CPI

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Mega proyek Center Point of Indonesia merupakan kawasan kota mandiri di Makassar.

Layaknya sebuah kota, kawasan ini telah dilengkapi perumahan, bisnis center, tempat olahraga, kawasan kuliner, taman sebagai ruang terbuka hijau, ruang publik, sekolah, universitas, masjid dan fasilitas lainnya. 

CPI awalnya bagian dari master plan rencana reklamasi kawasan strategis bisnis global terpadu Makassar yang dinamakan The Equlibrium Centerpoint Park (ECP) yang mana lahan hasil reklamasinya kini dikelola Pemprov Sulsel yang kemudian sebagian lahan dikomersilkan. 

Kawasan CPi seluas 157,23 hektare, yang dikelola oleh PT. Ciputra Development TBK seluas 106,76 hektare, dan sebagiannya lagi dikelola oleh pemerintah provinsi seluas 50,47 hektare. Sehingga dalam satu kawasan ada 2 pengelola.

Sayangnya, pengelolaan kawasan CPI tidak berjalan beriringan. Kawasan yang dikelola swasta tampak megah bermandi cahaya saat malam hari. Sedangkan kawasan yang dikelola Pemprov Sulsel, layaknya  kawasan tak terurus, gelap dan kumuh. 

Tidak hanya penerangan yang tampak mencolok, dari segi kebersihan kedua kawasan yang bersebelahan itu juga sangat jomplang. 

Kawasan yang dikelolah Pemprov Sulsel kondisinya sangat miris. Jalanan rusak belum juga dibenahi.

Rumput yang sangat subur, saking suburnya pengunjung yang akan ke Lego-lego seakan melalui padang rumput setinggi lutut orang dewasa . Belum lagi sampah yang bertebaran di mana- mana. 

Bahkan danau di taman itu selain dipenuhi oleh sampah, juga telah kering. Danau buatan ini terletak di sisi selatan Masjid 99 Kubah.

Salah satu petugas keamanan Masjid 99 Kubah membenarkan kondisi danau yang kini tidak terawat.

"Iye sudah lama mi itu iya, sudah ndak terawatt," ucapnya kepada CELEBESMEDIA.ID, Kamis (1/6/2023).


(Kolam di taman Lego-lego CPI yang dipenuhi sampah - foto by: Firman)

Sementara, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Pemprov Sulsel, Andi Darmawan Bintang yang bertanggung jawab atas pengelolaan lahan CPI yang dikelola Pemrov Sulsel hanya menjawab singkat saat disinggung soal kebersihan kawasan tersebut yang seakan tidak diperhatikan. Ia pun tidak bisa menjelaskan berapa personil yang petugas kebersihan yang ditugaskan di kawasan itu.

“Sekarang untuk kebersihan masing-masing dikelola oleh penanggung jawab,” jawabnya kepada CELEBESMEDIA.ID, Jumat (16/6/2023).

Pembangunan area taman ini menggunakan dana corporate sosial responsibility (CSR) BPJS dengan total anggaran mencapai kisaran  Rp 5 M. Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Sulsel dan BPJS Kesehatan disepakati di tahun 2017, dengan luas 2,5 hektare.

Sebaliknya, Citraland City yang dikelola swasta tertata api dan asri. Tanamannya terawat dan tumbuh subur. Taka da sampah yang ditemui sepanjang mata memadang selama mengelilingi kawasan itu.

Wajar saja, sebab ada 30 petugas kebersihan yang memang disiagakan untuk membersihan lahan seluas 106,7 hektare itu. Penanggung Jawab City Manajement Ciputra, Yusran  mengatakan para [etugas kebersihan di Ciputra bertugas menyapu jalan, memotong rumput hingga memangkas pohon.

"Kami disini ada 30 petugas kebersihan, yang tugasnya itu untuk nyapu, pangkas pohon, potong rumput dan semua tugas kebersihan lainnya,” ujarnya.

"Rata-rata yang kerja disini itu orang-orang sekitar sini ji juga, mereka nanti ambil persetujuan kontrak baru di gaji sesuai dengan kesepakatan dan durasi kontrak kerja," jelasnya.


(Kawasan CPI yang dikelola swasta bersih dan terawat - foto by Raudhatul Jannah)

Meskipun tidak dijelaskan secara detail memgenai biaya operasionalnya, namun diperkirakan pihak Citraland sudah memghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah untuk biaya kebersihan lingkungan.

Sampah yang berserakan di lahan yang dikelola pemerintah itu ibarat noda hitam yang mencoreng wajah kawasan CPI.

Tim Redaksi CELEBESMEDIA.ID