Tinggi, Pekerja Sektor Informal di Sulsel Mencapai 60,13 Persen

Ilustrasi - (int)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penduduk Sulawesi Selatan yang bekerja di sektor informal mencapai 2,3 juta atau 60,13 persen. Itu berarti lebih banyak orang yang bekerja di sektor imformal dibanding pekerja sektor formal.

Data itu diperoleh CELEBESMEDIA.ID dari dokumen laporan ketenagakerjaan Agustus 2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Selasa 5 November 2019 di Makassar.

Menurut catatan CELEBESMEDIA.ID, persentase angka pekerja informal di Sulsel tersebut lebih tinggi dari angka nasional, yakni 55,72 persen. Akan tetapi angka pekerja informal Sulsel tersebut tercatat menurun 2,88 persen dari Agustus 2018.

Pekerja formal yaitu mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan yang menjadi buruh, karyawan, pegawai. 

Sedangkan penduduk yang bekerja pada kegiatan informal (mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas, dan pekerja tak dibayar). 

Pekerja informal rentan kehilangan pekerjaan manakala ada faktor yang mempengaruhinya. Misalnya pedagang kaki lima yang terkena penertiban sehingga tidak dapat berjualan lagi.

Menurut laporan BPS Sulsel, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2019 sebanyak 4.030.400 orang, bertambah 42.371 orang jika dibandingkan Agustus 2018. Sebaliknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurun sebesar 0,11 persen poin menjadi 62,90 persen. 

Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 12.801 orang, sejalan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun 0,37 persen poin menjadi 4,97 persen pada Agustus 2019. 

Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu 9,70 persen.

Penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 sebanyak 3.830.096 orang, bertambah 55.172 orang sejak Agustus 2018.

Mereka terserap di sektor pertanian 1.377.408 orang atau 35,96 persen dari total pekerja, sedangkan sektor perdagangan menyerap tenaga kerja 699.686 orang (18,27 persen).