Catatan Kodam Hasanuddin dan Jejak Jenderal Bugis (1)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin yang terletak di Jl Urip Sumoharjo, Makassar. Merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Letkol Inf Andi Mattalatta adalah Pejabat pertama yang memimpin Kodam XIV/Hasanuddin yakni pada 1957 dan terbaru adalah Mayjen TNI Andi Muhammad yang juga merupakan orang Sulsel menggantikan Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno.
Sejak berdirinya, hingga saat ini sudah 34 perwira TNI yang telah menjabat sebagai Panglima Kodam XIV/Hasanuddin.
Mereka adalah Letkol Inf Andi Mattalatta (1957-1959), Kolonel Inf M Jusuf (1959-1964), Brigjen TNI Solihin Gautama Purwanegara (1964-1968), Brigjen TNI Sayidiman Suryohadiprojo (1968-1970), Brigjen TNI Abdul Azis Bustam (1970-1973).
Kemudian, Brigjen TNI Hasan Slamet (1973-1975), Brigjen TNI Sukma E (1975-1978), Brigjen TNI Kusnadi (1978-1979), Mayjen TNI Soegiarto (1979-1983), Mayjen TNI Soetedjo (1983-1985).
Namun setelah di masa Mayjen TNI Soetedjo ke Mayjen TNI Nana Narundana Kodam XIV/Hasanuddin berganti nama jadi Kodam VII Wirabuana. Tentang likuidasi Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XIV/Hasanuddin menjadi Kodam VII/Wirabuana yang dilakukan oleh KSAD Jenderal TNI Rudini pada 12 Februari 1985 dengan Surat Keputusan Nomor: Skep/131/II/1985.
Kodam VII/Wirabuana
Mayjen TNI Nana Narundana (1985-1988), Mayjen TNI Rumasdini Sidik (1988-1991), Mayjen TNI Zainal Basri Palaguna (1991-1993), Mayjen TNI Sofian Efendi (1993-1994), Mayjen TNI Tamlicha Ali (1994-1995), Mayjen TNI Sulatin (1995-1996), Mayjen TNI Agum Gumelar (1996-1998), Mayjen TNI Suaidi Marasabessy (1998-1999), Mayjen TNI Wirahadikusuma (1999-2000),
Selanjutnya, Mayjen TNI Slamet Karbiantoro (2000-2000), Mayjen TNI Ahmad Yahya (2000-2002), Mayjen TNI Amirul Isnaini (2002-2003), Mayjen TNI Suprapto (2003-2005), Mayjen TNI Arief Budi Sampurno (2005-2007), Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo (2007-2010) Mayjen TNI Hary Krismono (2010-2010), Mayjen TNI Amril Amir (2010-2011), Mayjen TNI Muhammad Nizam (2011-2013), Mayjen TNI Bachtiar Utomo (2013-2015).
Pada tahun 2015 Nama Kodam VII/Wirabuana dikembalikan menjadi Kodam XIV/Hasanuddin untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas, peran dan fungsinya dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Mayjen TNI Agus Surya Bakti (2015-2018), Mayjen TNI Surawahadi (2018-2020), Mayjen TNI Sumangerukka (2022-2021), Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno (2021-2022) dan Mayjen TNI Andi Muhammad (2022).
Dilansir dari berbagai sumber, awalnya Markas TNI Angkatan Darat yang didirikan 1 Juni 1957 dan memiliki Moto 'Setia Hingga Akhir' ini dibentuk karena situasi politik dan keamanan dalam negeri beberapa tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 belum menunjukan titik terang.
Dibeberapa daerah terjadi pemberontakan dan aksi bersenjata yang berbentuk gerakan separatis. Kekacauan politik yang terjadi di dalam negeri mengakibatkan agresi militer Belanda dan pemberontakan bersenjata di seluruh tanah air mengisi tahun-tahun pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan hingga penyerahan kedaulatan Republik Indonesia tahun 1949.
Kemudian dibentuklah Divisi di Sulawesi
Tentara Republik Indonesia (TRI). Divisi ini merupakan gabungan dari 4 resimen, yakni Resimen Paccekke, Resimen Luwuk, Resimen Bajeng Makassar Selatan, dan Resimen Kolaka yang mencetuskan berdirinya Divisi Hasanuddin yang ditanda tangani di Yogyakarta, pada tanggal 29 Maret 1946.
Berlanjut pada tanggal 20 Juni 1950 dibentuk tujuh Teritorium diseluruh Indonesia. Teritorium VII berkedudukan di Makassar, dibawah Panglima Letkol Cpm Achmad Yunus Mokoginta, Instruksi Teritorium itu tertuang dalam Surat Penetapan KSAD Nomor: 83/KSAD/PNT/1950.
Pembentukan Teritorium VII/Indonesia Timur yang membawahi wilayah Sulawesi dan Maluku ini, merupakan cikal bakal lahirnya Kodam VII/Wirabuana. Tanggal peristiwa itu juga dijadikan sebagai acuan tanggal lahir Kodam VII/Wirabuana, yakni 20 Juni.
Nama Teritorium itu kemudian diubah lagi pada bulan Agustus 1950 menjadi Komando Tentara dan Teritorium (KO-TT). Jumlah Tentara dan Teritorium diseluruh Indonesia tetap sebanyak tujuh. Komando Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana (KO TT-VII/WRB) berkedudukan di Makassar, di bawah Panglima Kolonel Inf. Alex Kawilarang.
Tugas utama KO TT-VII/WRB adalah menghancurkan gerombolan Republik Maluku Selatan (RMS) pimpinan Dr. Soumokil di Maluku. Untuk itu Panglima KO TT-VII/WRB membentuk Komando Pasukan Maluku Selatan dengan Komandan Operasi Panglima KO TT-VII/WRB sendiri, yang kemudian digantikan oleh Letkol Inf. Slamet Rijadi dalam melanjutkan penumpasan RMS.
Setelah itu kembali diubah dengan pembentukan empat Kodam di Indonesia Timur. Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden dan Menteri Pertahanan tentang Peleburan Dua Komando (KO TT-VII/WRB dan KODPSST), maka KSAD mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: KPTS-288/5/1957, tanggal 27 Mei 1957 tentang perubahan dari Resimen Infanteri menjadi Komando Daerah Militer (KDM) di Wilayah Indonesia Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: 246/5/1957, tanggal 29 Mei 1957 mengangkat Letkol Inf. Andi Mattalatta sebagai pejabat Komandan dan Mayor Cpm Chaeruddin Tasning sebagai pejabat Kepala Staf KDM-SST.
Peresmian terbentuknya Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara dilaksanakan dalam suatu upacara militer pada tanggal 1 Juni 1957 di Lapangan Hasanuddin Makassar, dengan Letkol Inf. Andi Mattalatta sebagai Komandan KDM-SST dan Mayor Cpm Chaeruddin Tasning sebagai Kepala Staf KDM-SST oleh inspektur upacara KSAD Mayjen TNI Abdul Haris Nasution.
Berdasarkan Radiogram KSAD Nomor: R/180/1957, tanggal 19 September 1957 sebutan Komandan KDM-SST diubah menjadi Panglima KDM-SST sebagai Komando utama berada dibawah langsung KSAD dan dibawah pengomandoan taktis Wakil KSAD (Deputi) yang berkedudukan di Makassar, KDM-SST mengemban tugas pokok untuk Pemulihan Keamanan dan Pembinaan Teritorial, Penyusunan Eselon-eselon staf, dinas, jawatan, kesatuan/kesenjataan, pendidikan teknis militer terhadap kader-kader prajurit.
Penggabungan Kodam
Reorganisasi di jajaran TNI termasuk di lingkungan TNI-AD dilakukan pada pertengahan Dasawarsa 80-an. Proses penyempurnaan yang menuju ke arah modernisasi Angkatan Darat ini secara esensial bertujuan memantapkan kekuatan TNI-AD yang efektif dan efisien serta mampu mengemban tugas pokok TNI AD.
Bertitik tolak dari pandangan ini, KSAD Jenderal TNI Rudini pada 12 Februari 1985 mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: Skep/131/II/1985 tentang likuidasi Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XIV/Hasanuddin menjadi Kodam VII/Wirabuana.
Mengaktifkan Kembali Kodam XIII/Merdeka
Pada Tanggal 20 Desember 2016, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono meresmikan Kodam XIII/Merdeka di Manado, Sulawesi Utara secara resmi pembentukan kembali.
Perubahan Nama Satuan
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono memimpin upacara peresmian perubahan nama Kodam VII/Wirabuana menjadi Kodam XIV/Hasanuddin di Lapangan Karebosi Makassar, pada tanggal 12 April 2017.
Perubahan nama Kodam VII/Wirabuana menjadi Kodam XIV/Hasanuddin ini merupakan bagian dari program penataan organisasi TNI AD sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas, peran dan fungsinya dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Laporan: Darsil Yahya