Sejarah dan Makna Tahun Baru Islam - Celebesmedia

Sejarah dan Makna Tahun Baru Islam

Rini - 19 July 2023 15:09 WIB

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Momen pergantian tahun memiliki makna dan arti tersendiri bagi setiap individu. Ada yang melihatnya sebagai awal dari perubahan, ada juga yang menjadikannya sebagai momen untuk menata kembali setiap langkah dalam menjalani roda kehidupan, termasuk tahun baru Islam/Hijriah.

Tahun baru Islam 1445 Hijriah, bertepatan  pada hari Rabu 19 Juli dalam penanggalan masehi. Tahun baru Islam ditandai dengan hadirnya bulan Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam kalender hijriah.

Untuk memperingati sekaligus merayakan momen pergantian tahun ini, pemerintah Indonesia menetapkan hari libur nasional pada tanggal 19 Juli,  berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 624 Tahun 2023 dan Nomor 2 Tahun 2023.

Di Indonesia sendiri, ada berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan oleh ummat Islam untuk memeriahkan momen pergantian tahun ini, seperti, dzikir dan doa bersama, tabligh akbar 1 Muharram, Pawai obor, festival muslim, maupun kegiatan-kegiatan lainnya sebagai bentuk syiar dalam momen tersebut.

Tahun hijriah dalam catatan sejarah memiliki historis pada masa kekhalifaan sahabat Nabi yang mulia, Ummar bin Khattab RA (13-23 H/634-644 M), yang kala itu menjabat sebagai khalifah (pemimpin ummat Islam) ke-2, setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang merupakan khalifah pertama, pasca wafatnya Rasulullah. 

Dalam Buku Sirah Sahabat dan berbagai literatur Islam penetapan tahun hijriah, bermula saat ada surat penting dari seorang gubernur yang sampai pada Umar Radhiyallahu anhu, namun tidak memiliki tanggal pengiriman, sehingga Umar merasa harus merumuskan kalender untuk ummat Islam.

Penetapan ini juga tidak terlepas dari peran sahabat yang mulia Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu  yang kelak menjadi khalifah ke 3 setelah Umar. Utsman menyarankan agar Muharram dijadikan sebagai awal permulaan tahun dalam kalender Islam, sebab Muharram merupakan bulan yang mulia, dan waktu saat ummat Islam pulang dari ibadah haji. 

Sehingga di tetapkanlah kalender Islam, yang permulaanya di awali dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat, dari Mekkah menuju ke Madinah, dengan Muharram sebagai bulan pertama, dan Dzulhijjah sebagai bulan yang terakhir.

Dengan latar sejarah tersebut, para ulama menyampaikan bahwa moment pergantian tahun baru Islam, haruslah menjadi I'tibar (pelajaran), bagi setiap muslim dalam menjalani tahun berikutnya, dengan meneladani Rasulullah dalam sejarahnya, baik secara Dzahiriyyah, maupun Ma'nawiyyah.

Secara Dzahiriyyah berarti perpindahan diri dari tempat, suasana, maupun keadaan, yang lebih baik, dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. 

Sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah dalam hijrahnya, dari keadaan yang kurang baik, mendapat banyak penolakan, cacian, hinaan, dan cemohan dalam dakwahnya ketika di Mekkah, menuju Madinah, tempat dimana beliau dihargai dan dihormati dalam perjuangan dakwah, sebagai tempat dimana dimulainya peradaban dan perkembangan Islam ke seluruh dunia.

Sedangkan secara Ma'nawiyyah, berarti perubahan dalam diri dari hal-hal yang kurang baik, ke arah yang lebih baik. Mulai dari peningkatan keimanan, perubahan akhlak dalam kehidupan, serta cara pandang dalam hidup kedepan, sesuai dengan pandangan hidup yang di ajarkan oleh Rasulullah dalam hadits, dan telah Allah sampaikan dalam Al-Qur'an, sebagai pedoman hidup untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun nama-nama bulan dalam Islam, sebagai berikut:

1. Muharram

2. Safar

3. Rabiul Awal

4. Rabiul Akhir

5. Jumadil Awal

6. Jumadil Akhir

7 . Rajab

8. Sya'ban

9. Ramadhan

10. Syawwal

11. Dzulkaidah

12. Dzulhijjah

Laporan: Moh. Firmansyah Putra

Tag